MATA INDONESIA, KOPENHAGEN – Ketegangan di dalam rumah tangga kerajaan Denmark tampaknya meningkat setelah putra bungsu Ratu Margrethe mengakui bahwa dia dan saudaranya memiliki hubungan yang rumit.
Ratu Denmark memiliki dua putra, yaitu pewarisnya, Putra Mahkota Frederik, dan putra bungsunya Pangeran Joachim.
Keduanya memiliki empat anak yang merupakan bagian dari garis suksesi kerajaan. Namun, pada 29 September 2022, Margrethe mengumumkan bahwa keempat anak Joachim tidak dapat menggunakan gelar kerajaan mulai tahun 2023.
Ia menjelaskan keputusannya melalui pernyataan di situs kerajaan, Margrethe mengatakan dia ingin cucu-cucunya dapat membentuk hidup mereka sendiri tanpa afiliasi kerajaan.
Keputusan tersebut mempengaruhi Pangeran Nikolai, Pangeran Felix, Pangeran Henrik, dan Putri Athena. Namun mereka masih dapat menggunakan gelar count dan countess Monpezat, menurut pernyataan itu.
Setelah pengumuman itu, Joachim berbicara menentang keputusan secara terbuka dan mengatakan rencana ibunya untuk melucuti gelar kerajaan membuat mereka kecewa.
Sementara itu, keempat anak Frederik tetap tidak terpengaruh dengan keputusan ratu. Putra sulungnya, Christian, berada di urutan kedua takhta.
Menurut publikasi Denmark, sejak itu telah ada pertemuan antara Joachim dan Margrethe. Pertemuan tersebut menjadi sebuah upaya untuk dengan tenang menavigasi keputusan yang memecah belah.
Kepala Rumah Tangga Kerajaan, Lene Balleby mengatakan “Semua orang setuju untuk melihat ke depan, dan seperti yang ratu sendiri telah ungkapkan, dia dan Pangeran Joachim ingin ketenangan menemukan jalan mereka melalui situasi ini.”
Namun keluarga kerajaan mengonfirmasi satu orang yang hilang dalam pembicaraan itu adalah Frederik.
Menurut koresponden kerajaan, Jacob Heinel Jensen, ketidakhadiran itu kemungkinan karena hubungan Joachim dengan saudara laki-lakinya dan saudara oparnya, Putri Mahkota Mary.
Namun terlepas dari pembicaraan antara Joachim dan Margrethe, tampaknya sang ratu tetap berniat untuk menghapus gelar kerajaan dari empat cucunya pada tahun baru.
Margrethe mengatakan dia memandang langkah itu sebagau hal yang penting untuk membuktikan masa depan monarki.