MINEWS, JAKARTA – Publik dihebohkan dengan kasus pernikahan sedarah yang terjadi di Desa Tengah, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Hubungan sedarah antara pasangan kakak beradik ini bahkan telah berlangsung lama hingga menghasilkan 3 orang anak.
Pelaku hubungan sedarah tersebut yang berinisial AS (38) dan BI (30) pun kini tengah dalam pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak Mapolres Luwu.
Pernikahan sedarah seharusnya tidak dilakukan karena memiliki banyak risiko. Salah satunya, berbahaya bagi keturunan-keturunan yang dilahirkan.
Keturunan dari perkawinan sedarah berisiko tinggi menderita kelainan. Satu studi mendapati fakta bahwa 40 persen anak hasil hubungan sedarah lahir dengan cacat fisik bawaan atau cacat intelektual parah.
Di samping itu, anak hasil hubungan sedarah juga berisiko tinggi menderita sejumlah penyakit langka seperti beberapa penyakit berikut ini.
1. Albinisme
Dilansir dari hellosehat.com, Senin, 29 Juli 2019, Albinisme adalah suatu kondisi di mana tubuh seseorang kekurangan melanin, zat pewarna rambut, mata dan kulit. Seorang albino (sebutan bagi mereka yang memiliki albinisme) cenderung memiliki warna mata terang, serta kulit dan rambut sangat pucat bahkan hampir putih susu, bahkan jika mereka berasal dari etnis yang berkulit gelap.
Albinisme adalah penyakit resesif autosomal, yang berarti bahwa ketika dua orang dengan kode genetik sama berkembang biak, peluang anak-anak mereka jadi semakin besar untuk mewarisinya.
Tidak semua orang albino adalah produk dari perkawinan sedarah. Tapi praktik inses antara sepupu dekat, saudara kandung, dan orang tua-anak kandung berisiko sangat tinggi untuk mewarisi masalah ini di keturunannya nanti.
2. Fumarase Deficiency (FD)
Defisiensi fumarase (FD), dikenal juga sebagai polygamist’s down, adalah gangguan yang khususnya mempengaruhi sistem saraf otak.
Kondisi cacat lahir ini menyebabkan pengidapnya menderita kejang tonik-klonik, keterbelakangan mental, dan seringnya memiliki kelainan fisik — mulai dari bibir sumbing, club foot alias kaki pengkor, hingga skoliosis.
Keterbelakangan mental yang dialami tergolong sangat berat, IQ hanya mencapai 25, kehilangan bagian tertentu pada otak, tidak bisa duduk dan/atau berdiri, kemampuan berbahasa yang sangat minim atau bahkan nol.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah kondisi yang disebabkan oleh kecacatan pada gen yang memungkinkan pembekuan darah. Penyakit ini tidak secara spesifik merupakan hasil dari perkawinan sedarah, namun inses dipandang sebagai penyebab tingginya insiden penyakit bawaan tersebut di banyak keluarga kerajaan Eropa.
4. Habsburg Jaw
Habsburg Jaw, juga dikenal sebagai Habsburg Lip dan Austrian Lip, adalah kondisi cacat fisik bawaan dengan ciri-ciri rahang bawah menonjol keluar dan diikuti oleh penebalan bibir bawah ekstrem, dan memiliki ukuran lidah yang luar biasa besar — yang biasanya menyebabkan pengidapnya ngiler berlebihan.
Dalam dunia medis modern, Habsburg Jaw dikenal sebagai mandibular prognathism. Maloklusi (penyimpangan rahang atas dan bawah) yang diakibatkan oleh kondisi ini menyebabkan cacat fungsi rahang, ketidaknyamanan dalam mengunyah, masalah pencernaan, dan kesulitan berbicara sehingga sulit untuk dimengerti. Individu yang memiliki kondisi ini dilaporkan juga mengalami keterbelakangan mental dan fungsi motorik yang hampir nol besar.