MINEWS, JAKARTA – Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kelebihan itu sendiri tak terkecuali bagi penderita bipolar.
Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah suatu kondisi mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrem. Hal ini membuat pengidapnya memiliki episode mood yang sangat bahagia (manik) atau sangat sedih (depresi).
Manik-depresif dalam perkembangannya dipahami sebagai sebuah tipe kelainan mental melalui penelitian klinis Jean Pierre Falret, seorang psikiater Perancis. Ia mendeskripsikannya sebagai la folie circulaire (lingkaran kegilaan).
Lewat esai “Memoire sur la folie circulaire“ yang dipublikasikan Bulletin de la Academie Imperiale de Medicin (1854), Falret mengulas proses perpindahan antara periode mania menjadi depresif serta kaitannya secara genetik.
Manik-depresif kemudian menjadi sebuah klasifikasi kelainan mental pada 1899 setelah psikiater Jerman Emil Kraepelin membedakannya dengan jenis kelainan psikis lain, yakni dementia praecox, atau kini dikenal sebagai schizophrenia.
Kemudian pada awal tahun 1950-an, manik-depresif lebih sering disebut sebagai kelainan bipolar berdasarkan temuan penelitian psikiatris Karl Leonhard.
Bipolar memang salah satu gangguan mental, namun bukan berarti penderitanya harus selalu dipandang negatif. Gangguan ini juga bisa memberikan pengaruh positif bagi pengidapnya, lho!
Episode hipomanik adalah rangkaian episode pada gangguan bipolar seperti halnya manik dan depresif. Rangkaian ini merupakan gangguan mood yang menjadi ciri khas penderita bipolar. Terjadi bergantian dengan durasi yang berbeda pada setiap penderita.
Nah, saat hipomanik, kadang kreativitas penderita bipolar meningkat drastis. Bahkan bisa terlihat berlebihan bila dibandingkan dengan orang lain. Idenya masih bisa diwujudkan dan realistis meski di luar kebiasaan.
Lain halnya pada saat episode manik. Di episode ini, ide yang muncul justru tidak realistis dan berlebihan. Bahkan membuat penderitanya merasa bangga pada dirinya.
Aktor Jim Carrey, komposer Ludwig van Beethoven, hingga pelukis Vincent van Gogh, adalah bukti bahwa penderita bipolar masih bisa berkarya. Ini karena gangguan bipolar tidak mempengaruhi kemampuan kognitif, sehingga si penderita masih bisa berprestasi.
Namun, penyakit tetap penyakit. Bipolar harusnya ditangani sedini mungkin agar tidak semakin parah. Tentunya juga supaya penderitanya bisa lebih nyaman dalam menjalani hidup.
Selain pengobatan pada psikiater atau psikolog, peran lingkungan dan keluarga juga penting untuk menyediakan suasana yang kondusif bagi kesembuhan penderita. (Dinda)