Fosil Kura-kura Terbesar Kedua Ditemukan di Amerika Selatan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Para ilmuwan telah menemukan fosil baru dari salah satu kura-kura terbesar yang pernah hidup. Seekor reptil berukuran mobil yang menghuni danau dan sungai Amerika Selatan bagian utara, yang diperkirakan hidup sekitar 13 juta tahun lalu.

Fosil itu ditemukan di Gurun Tatacoa di Kolombia dan wilayah Urumaco di Venezuela. Untuk pertama kalinya, penemuan tersebut memberi pengetahuan mendalam mengenai makhluk yang panjangnya mencapai 13 kaki (4 meter) dan memiliki berat 1,25 ton, yang telah ditebitkan dalam jurnal Science Advances, pada Rabu lalu.

Kura-kura ini dinamai Stupendemys. Stupendemys jantan mempunyai tanduk menghadap ke depan yang sangat kokoh di kedua sisi cangkangnya yang mendekati leher.

Pada tanduk fosil ditemukan luka yang cukup dalam, dan menunjukkan tanduk itu mungkin telah digunakan sebagai tombak untuk berkelahi dengan Stupendemys jantan lainnya, untuk memperebutkan pasangan atau wilayah. Sedangkan Stupendemys betina tidak memiliki tanduk.

Stupendemys adalah kura-kura terbesar kedua yang ditemukan, setelah sebelumnya kura-kura Archelon yang hidup sekitar 70 juta tahun silam. Pada akhir zaman dinosaurus panjangnya bisa mencapai 15 kaki atau sekitar 4,6 meter.

Fosil Stupendemys pertama ditemukan pada tahun 1970-an, namun masih banyak misteri tentang hewan tersebut. Cangkang Stupendemys termasuk yang terbesar, dengan panjang 9,4 kaki atau 2,86 meter, bahkan lebih besar dari cangkang Archelon,

Kura-kura ini dipekirakan hidup bersama buaya raksasa didasar laut dan memakan hewan-hewan kecil, serta buah-buahan.

“Makanannya beragam, termasuk hewan kecil, ikan, caiman, ular, serta moluska dan tumbuh-tumbuhan, terutama buah-buahan dan biji-bijian. Sebagian besar hewan ini hidup di dasar air tawar, termasuk danau dan sungai besar, ujar Cadena, seperti dikutip dari theguardian.com.

Ukurannya yang besar, sangat penting sebagai pertahanan melawan predator yang kuat. Hidup bersama hewan lain, seperti buaya raksasa termasuk Paimsaurus caimanurus, dengan panjang 36 kaki atau 11 meter dan kerabat Gaviposuchus, yang memiliki panjang 33 kaki atau 10 meter.

Itu terbukti karena di dalam fosil Stupendemys ditemukan gigi buaya sepanjang 5 cm.

Stupendemys menghuni sistem lahan basah seperti, Kolombia, Venezuela, Brasil dan Peru sebelum sungai Amazon dan Orinoco terbentuk.

(Mila Arinda)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Apresiasi Profesionalitas Aparat dan Partisipasi Masyarakat Sukseskan Pilkada Papua Damai

Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Patrige R Renwarin menyampaikan jajarannya sedang dalam proses menunggu rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini