MATA INDONESIA, JAKARTA – Corona Virus Disease-19 atau Covid-19 menemui fakta baru. Peneliti dari Boston University School of Medicine (BUSM) menemukan bukti cukup yang menunjukkan bahwa vitamin D memberikan dukungan positif terhadap pasien Covid-19.
Hasil studi menyatakan, konsumsi vitamin D yang cukup menjadikan sejumlah individu yang terinfeksi virus corona dan tengah dirawat terlindungi. Ini karena pasien dengan usia lebih dari 40 tahun tersebut mendapatkan asupan vitamin D yang cukup.
Sebuah studi menganalisis data 235 orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. Mereka mendapati, sekitar 51,5 persen punya kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat infeksi karena mendapatkan dosis vitamin D yang cukup baik.
Dilansir dari Forbes pada Minggu 4 Oktober 2020, dr. Michael F. Holick selaku profesor kedokteran, fisiologi dan biofisika serta kedokteran molekuler di BUSM menyatakan, studi ini memberikan bukti langsung bahwa vitamin D dapat mengurangi komplikasi. Termasuk badai sitokin atau pelepasan banyak protein ke dalam darah yang teramat cepat.
“Dan itu (badai sitokin) akhirnya menyebabkan kematian akibat Covid-19,” ucap Holick.
Holick menerbitkan studi terpisah baru-baru ini yang menemukan bahwa tingkat vitamin D yang cukup dapat mengurangi risiko tertular Covid-19 antara 19 hingga 54 persen. Ia juga meyakini, kadar vitamin D yang cukup dapat membantu menangkal virus lain yang menyebabkan penyakit saluran pernapasan, termasuk influenza.
“Maka sebaiknya, setiap orang mengonsumsi suplemen vitamin D untuk mengurangi risiko terinfeksi dan mengalami komplikasi akibat Covid-19,” kata Holick.
Namun, National Institutes of Health (NIH) merilis penyataan yang menyebut bahwa belum ada cukup data untuk merekomendasikan penggunaan vitamin D dalam pencegahan ataupun pengobatan Covid-19.
Dikutip dari WebMD, pakar kesehatan menyarankan asupan vitamin D sekitar 10-25 mikrogram (400-1000 IU) per hari. Selain itu, sumber alami vitamin D bisa diperoleh dari makanan seperti telur, ikan, susu hingga jamur. Tak hanya itu, pasien juga bisa memperoleh sumber vitamin D yang berasal dari sinar matahari pagi.