Ditampar Will Smith di Piala Oscar, Chris Rock Akhirnya Buka Suara

Baca Juga

MATA INDONESIA, BOSTON – Chris Rock akhirnya buka suara setelah insiden tamparan yang dilakukan Will Smith kepadanya. Komedian itu mengaku masih memproses apa yang sudah terjadi.

Rock mengadakan pertunjukkan di Boston, Rabu 30 Maret 2022 waktu setempat. Penonton yang hadir meneriakkan nama pria berusia 57 tahun itu saat muncul untuk pertama kalinya usai insiden di Piala Oscar 2022.

Rock, yang tampil dengan baju serba putih, mendapat standing ovation dari penonton yang hadir. “Apa kabar, Boston? Bagaimana akhir pekan kalian?” ujarnya.

“Saya masih memproses apa yang terjadi (di Piala Oscar 2022). Mungkin saya akan membahas insiden itu secara serius pada suatu saat nanti,” katanya.

Smith menampar Rock di atas panggung Oscar karena menyinggung penampilan sang istri, Jada Pinket, yang berkepala plontos. Rock menyamakan Jada dengan karakter yang diperankan Demi Moore di filam ‘GI Jane’.

Smith pada akhirnya secara terbuka meminta maaf pada Rock karena sikap yang tak bisa diterima atau dibenarkan. Dia juga meminta maaf pada The Academy, penonton, dan sesama nominator.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini