Dikritik Karena CGI-nya, Tim Produksi ‘She-Hulk’ Bela Seniman VFX Marvel

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Belum lama ini Marvel merilis trailer untuk serial terbarunya, ‘She-Hulk’. Namun rupanya CGI untuk Hulk versi wanitanya malah dapat kritikan.

Melansir dari Just Jared, sutradara Kat Coiro baru-baru ini menanggapi kritikan untuk CGI karakter Tatiana Maslany. Ia menyebutkan bahwa karakter raksasa Tatiana dibuat berdasarkan tubuh atlet Olimpiade, bukan binaragawati.

“Mengenai CGI yang dikritik, kupikir itu ada hubungannya dengan kepercayaan budaya kita pada kepemilikan tubuh perempuan. Kupikir banyak kritik datang dari perasaan bahwa mereka mampu mengobrak-abrik wanita CGI. Ada banyak pembicaraan tentang tipe tubuhnya, dan kami mendasarkannya pada atlet Olimpiade dan bukan binaragawan,” katanya.

Ia juga berpendapat bahwa bagaimana pun perubahan CGI pada tubuh wanita, mereka akan tetap mendapatkan kritikan yang sama.

“Tapi kupikir jika kita pergi ke arah lain, kita akan menghadapi kritik yang sama. Kupikir sangat sulit untuk menang ketika kalian membuat tubuh wanita,” lanjutnya.

Selain itu, tim produksi juga menjawab pertanyaan soal seniman VFX yang mengklaim bahwa Marvel telah membuat perusahaan kewalahan dengan tuntutan. Sehingga mereka perlu bekerja lebih lama dan mengarah ke efek visual kelas dua, serta stafnya mendapatkan perlakukan buruk.

“Ini adalah usaha besar untuk mengadakan pertunjukan di mana karakter utamanya adalah CG,” kata kepala penulis Jessica Gao.

“Sangat buruk bahwa banyak artis merasa terburu-buru dan merasa beban kerjanya terlalu besar. Kupikir semua orang di panel ini berdiri dalam solidaritas dengan semua pekerja.”

Sementara itu, serial Marvel ‘She-Hulk’ akan debut di Disney+ pada 17 Agustus 2022.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini