MATA INDONESIA, BEIJING – Kemarahan Cina terhadap Amerika dan sekutunya semakin besar.
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Deng Li mendapat perintah dari Presiden Cina untuk memanggil para duta besar negara-negara Eropa dan anggota Uni Eropa di Beijing. Hal itu merupakan bentu protes keras atas pernyataan bersama tentang Taiwan oleh para menteri luar negeri G7 dan Perwakilan Uni Eropa.
Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Cina di Beijing, Jumat 5 Agustus 2022 malam, Deng menuding para menlu G7 dan EU telah mendistorsikan fakta dalam mengeluarkan pernyataan bersama tentang Taiwan.
”Ini benar-benar tindakan campur tangan urusan internal Cina. Dan memberikan sinyal yang salah terhadap kelompok separatis kemerdekaan Taiwan. Cina dengan tegas menolak dan menyatakan protes keras,” ujar Deng, Sabtu 6 Agustus 2022.
Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai bentuk pelanggaran keras terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Cina.
Sebelumnya G7 menyatakan keprihatinannya atas tindakan ancaman Cina di Selat Taiwan. Hal ini semakin meningkatkan tensi ketegangan di Selat. G7 mendesak Cina agar tidak mengubah status quo secara sepihak melalui tindakan kekerasan di Selat Taiwan. Dan menyelesaikan perbedaan dengan cara damai.
Sementara itu, Tentara Pembebasan Rakyat Cina atau PLA terus melancarkan latihan penembakan sasaran di sekitar Taiwan dalam skala besar.
Memasuki hari kedua pada Jumat, sejumlah pesawat tempur PLA terbang mendekati garis pantai Taiwan. Sejumlah jet tempur, pesawat pengebom, pesawat pemberi peringatan dini, dan pesawat pengintai melakukan latihan perebutan wilayah udara di sekitar Taiwan.
Saluran resmi penyiaran Cina CCTV melaporkan beberapa pesawat tempur dalam latihan tersebut, di antaranya H-6k, J-16, dan Su-30.
“Hari ini, saya dan rekan-rekan mendapat perintah menjalankan misi pencegahan jarak dekat. Kami bisa melihat ke bawah ada garis pantai dan pegunungan tengah Taiwan secara visual,” kata Hou Hong. Ia adalah pilot barikade Angkatan Udara PLA, yang terlibat dalam latihan tersebut.
Selain itu lebih dari 10 unit kapal perusak rudal dan fregat PLA menjalankan operasi blokade dari berbagai arah di sekitar Taiwan.