Di ‘Mortal Kombat’, Joe Taslim Tanpa Stuntman

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Akting Joe Taslim di ‘Mortal Kombat‘ mendapat banyak pujian. Ternyata, adegan fighting dilakukannya tanpa stuntman alias pemeran pengganti.

Di ‘Mortal Kombat’, Joe Taslim berperan sebagai villain, Sub-Zero. Sepanjang film, pria kelahiran Juni 1981 itu menunjukan aksi fighting yang memukau. Ternyata, semua aksi tersebut dilakukan tanpa pemeran pengganti.

“Kalau stuntman, kalau mereka untuk fight mereka nggak pakai stuntman karena mereka hire aku memang tujuan supaya bisa mengkontribusikan pertarungan yang real, yang tidak banyak menggunakan double, jadi double itu kalau aktornya nggak bisa berantem,” kata Joe Taslim.

“Kalau aktris drama tiba-tiba filmnya action, ya sudah double terus, tapi kalau-kalau aktornya udah bisa perform,” ujarnya.

Menurut dia, adegan yang murni diperankan diri sendiri dengan menggunakan pemeran pengganti sangat berbeda.

“Mereka akan lebih yakin karena gambarnya akan lebih nggak potong-potong, lebih keliatan terus mukanya. Nggak harus diakali dari belakang, dari atas, mukanya nggak keliatan,” ucapnya.

Hanya saja, terkait koreografi, Joe Taslim belum sampai titik membuat gerakan laga sendiri. Menurut dia, peran seorang koreografi sangat penting dalam film laga.

“Jadi aku kalau di film ngikut apa nih seorang aktor bela diri harus bisa untuk mengikuti koreografer. Jadi kalau mereka nanya mau diubah biasanya aku jawab udah nggak, udah bagus. Tugas aku memperagakan yang aku bisa tapi kalau ada hal yang perlu kita diskusikan, kita diskusikan,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini