MATAINDONESIA, JAKARTA – Lahan pertanian dewasa ini semakin hari semakin berkurang karena banyak beralih fungsi menjadi perumahan, gedung, atau hotel dan itu seringkali tidak memerhatikan pelestarian lingkungan.
Semakin sempitnya lahan pertanian tersebut menjadi perhatian sebuah start-up dari Finlandia bernama Solar Foods. Perusahaan ini berhasil membuat prototipe makanan futuristik yang terbuat dari udara dan listrik.
Makanan futuristik yang mereka ciptakan tersebut dinamai Solein. Solein merupakan protein yang bentuknya mirip dengan bubuk gandum.
Solein dibuat dari proses ilmiah di mana air dialiri listrik untuk menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen. Selanjutnya, mikroba dimasukkan ke dalam produk akhir yang nantinya berfermentasi seperti minuman alkohol. Hasil fermentasi itulah yang kemudian dioleh menjadi Solein.
Sebanyak 50 persen kandungan Solein merupakan protein. Produk ini bisa digunakan dalam aneka jenis makanan atau dicetak dalam berbagai bentuk.
“Ini merupakan protein yang sangat unik dan berbeda dari produk lainnya. Jenis makanan baru ini tidak dihasilkan dari proses agrikultur atau akuakultur konvensional,” ujar Chief Executive Solar Foods Dr. Pasi Vainikka seperti dilansir dari Guardian.
Menurutnya Solein adalah solusi makanan yang menyehatkan sekaligus ramah lingkungan. Proses produksinya, per hektar 10 kali lebih hemat energi daripada fotosintesis. Dan 10 hingga 100 kali lebih ramah lingkungan dalam penggunaan air dibanding produksi makanan hewani atau nabati.
Salah satu alasan mengapa daging menjadi sangat penting bagi diet kita adalah karena merupakan sumber protein berkualitas tinggi. Solein juga mengandung semua asam amino esensial, tetapi karena diproduksi menggunakan karbon dioksida dan listrik.
Mereka juga mengklaim Solein dapat mengambil karbon langsung dari karbon dioksida tanpa membutuhkan gula. Meski begitu, Solar Foods tidak berharap Solein bisa langsung menyaingi produksi daging dalam dua dekade ke depan.
Perusahaan yang berbasis di Helsinki ini berencana untuk membuka pabrik Solein pertamanya pada akhir 2021 dan meningkatkan produksi menjadi dua miliar makanan per tahun pada 2022.