Dayana Tuduh Netizen Indonesia Blokir Akun TikToknya, Faktanya Malah Bikin Malu Diri Sendiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dayana lagi-lagi membuat netizen Indonesia geram. Mahasiswi asal Kazakhstan yang viral berkat Fiki Naki itu menuduh netizen Indonesia melaporkan akun TikToknya hingga diblokir.

Hal ini dia ungkapkan melalui postingan Instagram Stories-nya pada hari ini, Jumat 19 Maret 2021. Dayana menuding para hatersnya di Indonesia yang telah membuat akun TikTok pribadinya sampai diblokir.

“My tiktok account has been blocked by indonesian haters (Akun tiktok saya telah diblokir oleh haters indonesia),” tulis Dayana.

Belum genap 1 jam postingan itu dibuat, Dayana meralat tulisannya. Cewek yang Instagramnya pernah diunfollow massal oleh netizen Indonesia ini bahkan mendadak mengungkap hal berbeda terkait akun TikTok pribadinya.

“HEY GUYS I just found out THAT I WAS NOT BLOCKED. IT’S JUST temporary for VERIFICATION AND for DELETING THE HATERS COMMENTS (HEY GUYS Saya baru tahu BAHWA SAYA TIDAK DIBLOKIR. INI HANYA sementara untuk VERIFIKASI DAN UNTUK MENGHAPUS KOMENTAR HATERS),” tulisnya dengan menambahkan sejumlah emotikon.

Tangkapan layar dua postingan Instagram Story Dayana ini pun turut diunggah akun gosip @lambe_turah. Akun tersebut menuliskan, “Dihhh mbake ngawurrrrrr. Pake nuduh segalakk walopun kadang suka bener sehhh bala bala minceu demen ngereport akune mbake…. Caper ye mbak??.”

 

Netizen pun ikut mengomentari miring postingan Dayana tersebut. Kebanyakan dari mereka kesal dan merasa bahwa Dayana cari perhatian usai dihujat karena juga sempat mengatakan tak butuh dukungan dari netizen Indonesia.

“Dih caper,” komentar @fak****yam.

“Apa apa nyalain warganet Indonesia raya,” kata @_delta_****rie_.

“Si pansos lg,” tulis @adiezt****mel_.

“Gausah dikasih panggung,” kata @nai****ofi_.

“Dayana tanpa indonesia cuma mba mba rusia cantik yang ga terkenal,” komentar @bee****die.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini