Cegah Corona, Ayam Bakar Omahe Mbok Giyem Budayakan Cuci Tangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mewabahnya corona atau Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat khawatir. Tapi, sebenarnya virus ini bisa kok dicegah, salah satunya dengan melakukan kebiasaan hidup bersih, seperti cuci tangan yang telah membudaya di Omahe Mbok Giyem.

Di restoran ini, semuanya wajib cuci tangan, mulai dari karywan, pelanggan, bahkan driver ojek online. Cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas di area restoran.

“Ya benar, cuci tangan akan terus menjadi budaya di Omahe Mbok Giyem walaupun
nanti corona atau Covid-19 telah usai tapi tetap akan terus dibudayakan. Karena memang
kebersihan itu penting apalagi disini yang dijual kan makanan sudah pasti selain
makanannya steril dan bersih lingkungannya pun juga harus steril.” kata Amadeo
selaku pengelola Restoran.

Omahe Mbok Giyem juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus membiasakan cuci tangan. Bukan hanya saat berada di restoran saja, namun juga saat beraktivitas dimana pun untuk menghindari virus merugikan.

Omahe Mbok Giyem atau yang sering disebut ‘OMG’ ini adalah restoran ayam bakar yang cukup diminati orang-orang terutama online service seperti GoFood dan GrabFood. Menu andalan OMG adalah Paket Ayam Bakarnya karena proses pembuatannya diungkep terlebih dahulu sebelum dibakar. Itu alasan kenapa banyak orang mengatakan bahwa ayamnya sudah enak sebelum dibakar apalagi kalau udah dibakar. Restoran ini terletak di Jl. Pos Pengumben, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini