Bukan Kemoterapi, Ini Pengobatan Inovatif bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkins

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kabar gembira datang untuk para penderita kanker limfoma hodgkins. Pasalnya kini ditemukan pengobatan terkini atau bisa disebut ‘smart drug’ yang memberi harapan baru bagi mereka.

Kanker Limfoma Hodgkin atau biasa disebut kelenjar getah bening ini memang salah satu penyakit yang menakutkan bagi semua orang. Selain mematikan, bayangan biaya yang besar menjadikan penyakit ini semakin ditakuti masyarakat.

Kanker Limfoma Hodgkin menyerang kelenjar getah bening yang terletak di leher dan kepala. Mulanya pasien akan menemukan benjolan kemudian diikuti dengan demam, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan 10% dari berat tubuh selama enam bulan, hingga batuk dan sesak nafas.

Kini, muncul teknologi terbaru yang lebih inovatif yakni Antibody Drug Conjugate (ADC) yang memberikan harapan baru bagi para penderita Limfoma Hodgkin.

Pengobatan ini masuk dalam bentuk targeted therapyyang menggabungkan monoclonal antibody dan zat sitotoksik. Terapi ini pun menggunakan smartdrug yang diberi nama Brentuximab Vedotin. Cara kerjanya ialah mengenali secara spesifik sel kanker di tubuh baru kemudian membunuhnya.

Menurut Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPd-KHOM, selaku dokter spesialis Hematologi Onkologi Medik di RSCM mengungkapkan bahwa ADC ini berbeda dengan kemoterapi karna ADC dinilai mampu mengenali sel Limfoma Hodgkin melalu ikatan antara antibodi monoklonal anti-CD30 dengan CD30.

Smart drug ini bekerja dengan cara masuk kedalam sel kanker dan melakukan penghentian siklus kehidupan sel tersebut sehingga terjadi apoptosis sel (kematian sel).

Dengan demikian inovasi pengobatan ini hanya membunuh sel kankernya saja, dan tidak menghancurkan sel lain, sehingga efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan dibanding dengan kemoterapi pada umumnya. (Annastasya Rizqa/RyV)

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini