Bukan Berasal dari Turki! Begini Awal Mula Kebab Hingga Populer di Timur Tengah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA– Olahan makanan dari bahan dasar daging memang sangat menggiurkan. Salah satunya ialah Kebab. Santapan ini berisi daging sapi yang dibalut oleh kulit tortilla. Tak heran mulai dari kalangan anak-anak hingga orang tua menyukainya. Ternyata kepopuleran makanan ini di Timur Tengah sudah mulai sejak abad ke-8, Lho!

Tak lengkap rasanya jika belum mengetahui asal usul dari kebab. Ya, sebutan kata “Kebab” mempunyai arti ‘memanggang’. Dari berbagai sumber, asal penamaannya  diambil dari diksi Persia, yaitu Kabab atau makanan yang ditusuk dan dipanggang.

Olahan makanan daging panggang ini ternyata bukan dari Turki. Melainkan berasal dari Persia yang akhirnya meraih kepopuleran di Turki, terutama di Timur Tengah.

Di abad ke-8 makanan ini menyebar dari Persia hingga populer ke seluruh bagian wilayah Timur Tengah. Kebab baru mulai masuk ke Turki dan diperkenalkan oleh tentara Turki pada abad ke-16.

Makanan ini awalnya adalah daging binatang hasil buruan yang kemudian dibakar dan disantap bersama-sama oleh orang Persia.

Para tentara Turki yang berperan penting dalam memopulerkan hidangan ini. Awalnya mereka memotong daging menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian ditusukkan ke pedang lalu dibakar.

Saat itu pedang sebagai alat yang digunakan untuk segala macam keperluan, terutama tentara Turki yang saat itu tinggal di padang rumput Eurasia. Dikarenakan pohon jarang, maka batang kayu yang seharusnya dipakai untuk menusukkan potongan daging tersebut sulit didapatkan.

Dari peristiwa itulah muncul istilah shish kebab yang terdiri dari potongan daging berbentuk kubus dan ditambah sayur yang ditusuk lalu dipanggang. Setelah menyebar ke seluruh dunia, mulai bervariasi. Meski jenisnya sama, penamaannya yang berbeda.

Di Indonesia, Shish kebab tak begitu dikenal. Orang Indonesia lebih mengenal doner kebab. Nah, Doner kebab ini menjadi makanan yang populer di Timur Tengah khususnya sebagai makanan ciri khas Turki.

Dari buku Food Culture in The Near East, Middle East, and North Africa, diketahui makanan ini pertama kali dibuat di kawasan Anatolia yang masih termasuk wilayah Turki. Penamaan kata Doner yakni dari bahasa Turki yang artinya ‘memutar’.

Maksud memutar tersebut mengarah pada proses dimasaknya daging sebagai isi kebab ini. Daging sapi yang sudah dimarinasi kemudian akan digulung membentuk seperti gulungan benang di satu tiang. Setelah itu daging yang sudah tergulung pada satu tiang akan dipanggang secara memutar.

Shish Kebab
Shish Kebab

Berbeda dengan Shish kebab yang dagingnya ditusuk, Doner kebab berisi daging yang telah diiris dari gulungan daging yang sebelumnya sudah dipanggang.

Tak hanya dipanggang, daging tersebut jugas sering kali ditumis hingga matang lalu ditumpuk secara vertikal dan kemudian digulung dengan lapisan yang disebut dengan roti atau kulit tortilla dengan tambahan sayuran, saus, mayones keju, atau pun kreasi topping lainnya.

Doner Kebab ini yang akhirnya populer di kawasan Timur Tengah dan di seluruh dunia meski awalnya belum seperti sekarang dengan isi yang beraneka ragam. Hal itu dikarenakan menyesuaikan dengan lidah masyarakat di masing-masing negara.

Salah satu usaha kebab jenis Doner Kebab di Indonesia yaitu outlet Kebab Baba Rafi. Didirikan sejak tahun 2003 oleh Hendy Setiono. Dengan pemasaran yang ditempatkan di pinggiran jalanan untuk mudah ditemukan, Baba Rafi sudah tersebar hampir 1.300 titik di Indonesia dan dunia. Termasuk Malaysia, Filipina, Cina, Srilanka, Brunei Darussalam, Singapura, dan Belanda.

Reporter : Irania Zulia

1 KOMENTAR

  1. Turki juga bukan timur tengah,, Turki masuknya Asia kecil/ Asia minor dan orang orang Turki bukan dari bangsa Arab dominan timur tengah melainkan dari Asia Tengah yang dikenal dengan bangsa Turkik Altai, cuma saja Meraka pada abad ke 6 migrasi ke khazakstan dan ke Anatolia bercampur dengan bangsa Arab Bani Umayyah ketika perang melawan dinasti sasaniah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini