MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar penutupan layanan layanan video on demand HOOQ yang sempat dicuitkan artis Ernest Prakasa lewat akun Twitternya, Minggu 26 April 2020 lalu, benar adanya. Mulai besok, Kamis 30 April 2020, HOOQ bakal ditutup.
Sebelumnya, Ernest menuliskan “Rest In Peace” pada gambar logo HOOQ berwarna hitam putih yang ia unggah. Kabar tesebut pun dibuktikan dengan cuitan para pelanggan setia.
Rest In Peace. pic.twitter.com/9spjdTv3ym
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) April 26, 2020
Ditelusuri di akun Twitter HOOQ, @HOOQ_ID, para pengguna sudah mengeluhkan sulit memperpanjang biaya langganan mereka sejak pertengahan April. Adapula yang membahas isu penutupan HOOQ ini.
“Anjir ngakak bgt gue sumpah “jangan bangkrut dulu” ??? Serius sih udh 4 hari pengen langganan ha bisa bisa. Pdhl 1 mingguan yg lalu masih bisa. Kzl gue jg nungguin lanjutan brata. Mana gue baru sampe eps. 4 ?,” cuit @cic**ktaf.
Cuitan tersebut pun dibalas admin @HOOQ_ID, “Saya melihat bahwa kamu telah mendengar berita menyedihkan itu. 🙁 Ya, HOOQ telah mengajukan likuidasi. Kami ingin mengucapkan terima kasih karena telah memilih kami sebagai teman hiburan kamu, dan kamu akan selalu menjadi bagian dari keluarga HOOQ.”
Halo @cicioktaf @kangwaru. Saya melihat bahwa kamu telah mendengar berita menyedihkan itu. 🙁 Ya, HOOQ telah mengajukan likuidasi. Kami ingin mengucapkan terima kasih karena telah memilih kami sebagai teman hiburan kamu, dan kamu akan selalu menjadi bagian dari keluarga HOOQ.
— HOOQ Indonesia (@HOOQ_ID) April 13, 2020
Guntur Siboro, Country Head Hooq Indonesia, telah mengonfirmasi kabar ditutupnya layanan Hooq mulai 30 April mendatang.
“Ya, layanan akan berhenti pada 30 April. Pada 27 Maret yang lalu pemegang saham Hooq sudah memutuskan likuidasi HOOQ”, kata Guntur.
Menurut Guntur, penutupan layanan Hooq dikarenakan para pemegang saham HOOQ sudah melakukan pengajuan likuidasi di Singapura pada 27 Maret lalu.
Dilaporkan Channel News Asia, pemegang saham mayoritas Hooq yakni Singapore Telecommunication (Singtel) mengajukan likuidasi, karena pertumbuhan bisnis yang kurang maksimal untuk menutup biaya operasional.
Singtel sendiri memegang 76,5 persen saham di Hooq. Perwakilan Hooq Asia mengatakan bahwa perubahan pasar membuat model bisnis yang mereka terapkan terseok.
“Penyedia konten global maupun lokal semakin tinggi, biaya konten tetap tinggi, dan kemampuan membayar pelanggan di negara berkembang secara perlahan-lahan mulai tumbuh dengan semakin banyaknya pilihan,” kata perwakilan HOOQ.
HOOQ Digital merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Singapore Telecommunication Ltd (Singtel), Sony Pictures Television, dan Warner Bros Entertainment, yang didirikan pada 2015.
Aplikasi ini beroperasi di Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, dan India, yang jumlah penggunanya diklaim mencapai 80 juta. Netflix, dari Amerika Serikat, adalah pesaing besar HOOQ.
Sudah buka beritanya di web… Gegara covid banyak bisnis pada tumbang nihh…
Semoga bisa bangkit lagi HOOQ, semangatt #KomenPositif