MATA INDONESIA, JAKARTA – Perasaan marah adalah hal yang lumrah dalam diri setiap individu. Namun, kalau dibiarkan berlebihan tentu tak baik untuk diri sendiri dan orang lain. Bisa-bisa hubungan baik yang selama ini terkalin bakal rusak dan Kamu malah banyak dimusuhi orang. Untuk itu, Kamu perlu mengetahui cara yang efektif untuk mengolah dan mengelola amarah dalam diri.
Menurut pendiri Spirit of Universal Life (SOUL) Arsaningsih, tak ada salahnya kalau seseorang menjadi marah. Marah merupakan suatu pilihan dan memiliki beberapa kriteria dalam proses meluapkannya. Ada orang-orang yang memilih untuk meluapkan lewat tindakan, ada pula yang memilih untuk memendam.
“Namun, jika dihubungan dengan bahasa energi, rasa marah sebenarnya memiliki pancaran radiasi dan bisa melukai banyak orang,” ujarnya, dikutip Jumat 23 September 2021.
Sosok yang karib disapa Bunda Arsaningsih itu lalu menjelaskan bahwa marah yang terpendam justru akan perlahan bergerak keluar dan berefek tidak hanya untuk diri kita, tapi juga orang lain.
“Oleh karena itu, kita perlu belajar mengolah rasa marah ini agar tentunya kita bisa menjalani hidup dengan damai,” katanya.
Menurut Arsaningsih, sosok pertama yang paling terluka ketika rasa marah muncul adalah diri sendiri. Selanjutnya kemarahan tersebut pun sangat berpotensi melukai orang-orang di sekeliling kita seperti keluarga, teman dekat, juga rekan kerja.
“Maka jalan yang paling mendamaikan supaya kita bisa mengolah rasa itu menerima dan menyadarinya. Ketika sudah terlatih, kita bisa menyelesaikan dengan cara damai,” ujarnya.
Menyelesaikan dengan cara marah pun dinilai harus menggunakan tahapan yang tepat. Kita dapat memulainya dengan mengidentifikasi dan mencari jati diri sendiri.
Kemudian meminta maaf dan memaafkan jadi tahap selanjutnya. Hal tersebut dianggap dapat menghindari emosi yang meledak-ledak.
“Prosesnya yang paling pertama diperlukan adalah mengidentifikasi dulu diri kita. Kenali diri kita, jati diri kita. Kenapa saya ini pemarah, gampang tersinggung, dikit-dikit emosian. Kita cari kenapa sumbernya,” katanya.
“Tentu yang tahu adalah diri kita ya, bukan orang lain. Diri kita coba lihat kedalam. Kalau saya terus marah, saya akan bermasalah. Jadi bukan dengan cara meledakan atau memendam, tapi kita harus hadapi dan menyelesaikannya,” lanjutnya.