Baru Tampil Perdana di Film, Arawinda Kirana Raih Penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak ada yang menyangka, Arawinda Kirana berhasil membawa pulang Piala Citra untuk penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021.

Padahal, Arawinda adalah orang yang baru berakting pertama kali dalam film Yuni. ”Ini film pertama dan aduh aku nggak berbakat speech seperti ini,” ujar Arawinda Kirana di Jakarta Convention Center, Rabu 10 November 2021.

Ia mengaku bangga karena bisa berada satu nomonasi dengan aktris-aktris ternama Indonesia. “Saya bangga untuk dapat nominasi bersama aktris lain dan memenangkan ini sangat absurd,” ujarnya.

“Semoga film Indonesia terus mendapat apresiasi. Dan film aku bisa menyuarakan isu yang ada,” katanya.

Arawinda berhasil mengungguli nomonasi lainnya. Diantaranya adalah Hana Prinantina Malasan (Cinta Bete), Nirina Zubir (Paranoia), Shenina Chinnamon (Penyalin Cahaya), dan Wulan Guritno (Jakarta VS Everybody).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini