Banyak dicari Karena Empon-Empon Corona, Ini Sejarah Jahe

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Harga jahe di pasaran melejit setelah viral kisah mengenai minuman empon-empon corona.

Dulu jahe adalah sambal pertama bagi rakyat Nusantara. Sejarawan Kuliner Fadly Rahman menjelaskan bahwa dalam prasasti kuno yang diteliti oleh para ahli arkeologi ditemukan kata sambal.

Tapi kata sambal ini bukan dibuat dari bahan seperti yang dikenal sekarang. Melainkan menggunakan jahe sebagai bahan utamanya.

“Sebab kalau kita sekarang menggunakan jahe begitu sebagai obat herbal atau sebagai obat, atau sebagai bumbu masak, sebenarnya jahe itu punya efek pemedas,” ujar Fadly Rahman.

Fadly menjelaskan dengan detail jika pada masa lalu jahe merupakan bahan utama yang digunakan untuk membuat sambal.

Jahe memiliki nama sesuai dari daerahnya seperti jahe dari Sunda, jae dari Jawa, Bali, jhai dari Madura, lai dari Dayak dan halia dari Aceh.

Ada pun beuing adalah nama sebutan jahe di Gayo, lahia di Nias, sipodeh di Minangkabau, laia di Makasar, pase di Bugis, alia di Sumba, dan lain-lain.

Asal-muasal tanaman jahe tidak diketahui secara pasti, tetapi telah dimanfaatkan secara luas sejak zaman dahulu.

Di Indonesia, jahe sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi masuk angin, menyembuhkan batuk, demam, diare, infeksi, rematik, bronchitis, asma, penyakit jantung, influenza, kembung, luka, dan cacingan.

Produk olahan jahe pun populer hingga diekspor ke mancanegara. Khasiat jahe pun dirasakan oleh negara Inggris, terbukti dari roti jahe yang telah menjadi camilan favorit Ratu Elizabeth I dan kalangan istana. Jahe juga terkenal di Prancis, Jerman, dan Jepang.

Jenis jahe ada dua jika dilihat dari warna. Yakni jahe kuning dan jahe merah. Jahe merah menjadi komoditas yang ekonomis dan menjadi tanaman obat untuk menangani masalah kesehatan. Jahe juga popular di Indonesia sebagai minuman penghangat tubuh. Minuman ini dikenal dengan sebutan wedang jahe.

Wedang jahe merupakan minuman tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun. Minuman tradisional yang diolah dengan cara sederhana. Umum disajikan panas atau hangat. Minuman sari jahe banyak dihidangkan pada musim hujan untuk mengusir hawa dingin.

Wedang berasal dari bahasa jawa yang berarti “minuman jahe”.  Jahe segar dipukul atau digeprek dipadukan dengan gula jawa, gula pasir, madu atau gula batu dalam sebuah gelas bercampur air panas. Wedang jahe disajikan selagi panas.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat menggunakan jahe bubuk sebagai bahan umum wedang jahe. Tinggal menambah gula dan air panas. Praktis. Jahe juga bisa ditambah rempah lain seperti batang sereh, cengkih, kayu manis dan daun pandan. Aroma menjadi khas nan menawan.

Kini Wedang jahe juga sudah tersedia sajian cair dalam bentuk kemasan. Cukup dituang digelas dan dicampur air panas. Wedang jahe siap disajikan.

Biasanya wedang jahe menjadi minuman pendamping kudapan atau kue kering. Bisa disajikan sore atau malam hari sembari menikmati waktu istirahat. Tak hanya nikmat. Nutrisinya bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah flu, mengobati sakit kepala hingga menurunkan berat badan.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Apresiasi Profesionalitas Aparat dan Partisipasi Masyarakat Sukseskan Pilkada Papua Damai

Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Patrige R Renwarin menyampaikan jajarannya sedang dalam proses menunggu rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini