Bangladesh Punya Madrasah Khusus Transgender

Baca Juga

MATA INDONESIA, DHAKA – Bangladesh memiliki sebuah madrasah khusus untuk kaum transgender. Madrasah yang disebut menjadi satu-satunya di Asia Selatan ini dibangun di Dhaka pada awal November lalu.

Sekolah khusus ini diberi nama Dawatul Quran Third Gender Madrasa. Kehadiran madrasah ini disebut sebagai satu kemajuan bagi kaum minoritas seksual di sana. Pasalnya, mayoritas penduduk Bangladesh diketahui beragama Islam tersebut.

Sekolah ini didanai secara pribadi. Abdur Rahman Azad adalah guru yang mendirikan madrasah bagi para Hijra, sebutan untuk komunitas ‘jenis kelamin ketiga’ di Bangladesh.

“Komunitas Hijra adalah manusia biasa sama seperti yang lain. Alquran mengajarkan kita untuk memperlakukan orang tanpa membeda-bedakan. Mereka manusia dan memiliki tempat dan hak yang sama menurut Alquran,” kata Abdur kepada CBS baru-baru ini, dikutip Minews.id pada Rabu 9 Desember 2020.

Tak hanya diajarkan soal ilmu agama, para murid juga belajar pelajaran bahasa Inggris dan keterampilan lain tanpa dipungut biaya. “Tujuan kami adalah menyediakan pendidikan berbasis kemampuan dan teknik bagi komunitas Hijra, berbarengan dengan ajaran madrasah, sebagai bekal agar mereka bisa mendapatkan hidup yang layak,” kata Abdur.

Sebulan berdiri, madrasah khusus transgender tersebut telah memiliki 40 murid dan 12 tenaga pengajar. Fasilitas pendidikan yang berada di lantai dua sebuah gedung kecil ini dapat menampung hingga 100 murid.

“Madrasah ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka sangat menerimanya dengan baik. Banyak ketua Hijrah yang menelepon dan meminta kami untuk mengajar di komunitas mereka,” kata Abdur.

Pemerintah Bangladesh mencatat terdapat 10 ribu kaum Hijra di negaranya. Namun, lembaga hak asasi manusia memperkirakan jumlahnya lebih dari itu dan bisa mencapai 100 ribu orang yang kebanyakan di antara mereka adalah transgender perempuan.

Meski negara telah mengakui keberadaan mereka dengan sebutan Hijra pada 2013, kaum transgender masih sering menghadapi diskriminasi sosial dan ekonomi di Bangladesh. Masih banyak kaum Hijra yang sulit mendapat akses pendidikan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini