Angga Wijaya Akui Palsukan Tanda Tangan Dewi Perssik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Angga Wijaya mengaku memalsukan tanda tangan Dewi Perssik. Tapi, dia tidak pernah mencuri uang yang dituduhkan pedangdut itu.

Angga mengaku memalsukan tanda tangan Dewi Perssik untuk mempercepat kesepakatan kerja dengan klien. Pasalnya, saat itu komunikasi dengan Dewi Pessik sudah tak lancar.

“Memang kemarin itu ada pekerjaan yang masih nyangkut di aku dua. Pekerjaan yang pertama, aku sengaja tanda tangani untuk mempercepat karena komunikasi aku sudah tidak bagus sama Eneng (Dewi Perssik). Nomor aku udah di-block lama,” katanya.

“Diperuntukkan untuk mempercepat prosesnya saja. Klien harus segera kembali ke luar kota. Tidak ada maksud lain,” ujarnya.

Angga meminta maaf jika Dewi Perssik merasa dirugikan. Tapi, dia membantah ‘menyunat’ honor pekerjaan yang diterima.

“Kalau memang Eneng merasa dirugikan, aku minta maaf yang sebesar-besarnya atas tindakan aku yang satu itu. Aku jujur terus terang tidak ada niat merugikan. Tapi kalau Eneng merasa dirugikan aku mohon maaf sebesar-besarnya, kalau ada yang harus diselesaikan pasti aku selesaikan,” ucapnya.

“Kalau mencuri itu saya tidak memberikan haknya. Misalnya gini, Mbak Dewi honor Rp 150 juta saya (jual ke klien) naikin Rp 170 juta. Rp 20 juta punya aku, Rp 150 jutanya aku berikan. Kalau mencuri kan aku tidak memberikan haknya,” ungkapnya.

“Aku pribadi minta maaf kalau Eneng merasa dirugikan, Eneng merasa disakiti, akhirnya aku dibilang tukang tipu tadi kan. Aku nggak akan bisa salahin dia. Kalau demikian aku minta maaf,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini