Aman Nggak Ya Makan Daging Sapi yang Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, ada ribuan hewan ternak jenis sapi dan kerbau terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Aceh. Bahkan, penyakit itu sudah sampai di Jawa Barat.

Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit virus yang sangat menular pada ternak. Kondisi ini ditandai dengan gejala demam disertai dengan munculnya lepuh terutama di mulut dan kuku. PMK umumnya tidak mematikan bagi hewan dewasa, tapi bisa membunuh hewan yang masih muda dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Penyakit mulut dan kuku menyerang hewan berkuku belah, yang meliputi sapi, kerbau, unta, domba, kambing, rusa, dan babi. Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dengan hewan yang rentan (cairan dari lecet, darah, air liur, susu atau kotoran), benda yang terkontaminasi (permukaan truk, alas kaki, pakaian atau peralatan lainnya), dan produk yang mengandung pakan yang berasal dari hewan yang terinfeksi. Selain itu, penularan melalui udara juga sudah dilaporkan.

Virus penyebab PMK, yaitu RNA Aphtovirus, bisa bertahan dari proses pasteurisasi biasa. Agar virus bisa dinonaktifkan, produk hewani yang terinfeksi perlu dipanaskan hingga suhu minimum 70°C selama minimal 30 menit. Virus tersebut juga bisa bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu dalam bahan organik di bawah kondisi lembab dan dingin.

Penyakit mulut dan kuku pada dasarnya adalah penyakit hewan. Perlu diketahui, PMK berbeda dari penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, mouth, foot disease) yang biasanya menyerang anak kecil. PMK tidak dianggap sebagai risiko kesehatan masyarakat, karena infeksi virus tersebut sangat jarang menular dari hewan ke manusia. Selama wabah besar PMK yang memengaruhi Inggris pada tahun 2011, tidak ada kasus pada manusia yang dilaporkan.

Penyakit pada manusia yang dilaporkan terutama sehubungan dengan konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, mengonsumsi produk susu atau produk daging yang belum diproses dengan baik dari hewan yang terinfeksi. Bisa juga akibat dari kontak langsung pada hewan yang terinfeksi (misalnya pada peternak atau dokter hewan). Kabar baiknya, tidak ada penularan dari orang ke orang yang sudah dilaporkan.

Masa inkubasi penyakit mulut dan kaki pada manusia sekitar 2-6 hari. Gejalanya sebagian besar ringan dan bisa sembuh sendiri, yang meliputi lepuh dengan sensasi kesemutan pada tangan, kaki, dan mulut, sakit tenggorokan dan demam. Penyakit mulut dan kaki biasanya pulih dalam waktu seminggu setelah lepuh terakhir terbentuk.

Melihat tingginya wabah penyakit pada hewan tersebut, lantas masih amankah untuk mengonsumsi daging sapi sekarang ini? Apakah penyakit mulut dan kuku bisa menular ke manusia bila tidak sengaja mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi?

Cara Mencegah Penularan Penyakit Mulut dan Kaki

Meskipun risiko penularan penyakit mulut dan kaki dari hewan ke manusia dianggap rendah, tapi risiko tersebut tetap ada. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai penyakit tersebut dengan melakukan cara mencegah PMK berikut ini:

  1. Pastikan kamu hanya mengonsumsi susu yang sudah dipasteurisasi.
  2. Bila ingin mengonsumsi daging hewan seperti sapi, pastikan kamu mengolahnya sampai benar-benar matang.

Tips Mengolah Daging Sapi yang Aman

Masaklah daging sapi pada suhu yang tinggi untuk mematikan virus atau bakteri. Berapa suhu yang tepat untuk memasak daging tergantung pada ukuran potongan daging yang dimasak dan metode memasak yang kamu gunakan.

Namun, kamu bisa memastikan daging sudah benar-benar matang ketika sudah berubah warna dan bagian dalamnya tidak berwarna pink. Bagi kelompok orang yang rentan seperti orangtua, anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan kondisi penyakit tertentu, sebaiknya hindari mengonsumsi daging domba atau sapi yang setengah matang atau berwarna pink.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Pilkada Damai, Masyarakat Harus Lebih Bijak Gunakan Media Sosial

Jakarta - Masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang Damai. Pusat Riset Politik...
- Advertisement -

Baca berita yang ini