MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidur adalah salah satu aktivitas sederhana yang memberikan banyak dampak baik bagi kesehatan fisik maupun mental.
Tidur dapat memengaruhi produktivitas, kestabilan emosi, kesehatan otak, menjaga kesehatan jantung, fungsi imun, kreativitas, vitalitas hingga membuat stabilnya berat badan.
Ahli kesehatan merekomendasikan orang dewasa untuk tidur selama 6 sampai 8 jam setiap malam hari. Namun nyatanya, semakin modern dan canggih kehidupan ini membuat kebanyakan orang kurang waktu istirahat, salah satunya waktu tidur.
Sebagian orang memiliki gangguan pada tidurnya. Gangguan tidur ini berupa kesulitan untuk dapat tertidur bahkan memejamkan mata. Hal ini membuat kondisi tubuh sakit, kelelahan dan mengantuk pada siang hari.
Gangguan tidur yang sering dialami disebut insomnia. Insomnia membuat mengubah pola hidup seseorang menjadi tidak sehat. Pola hidup tidak sehat ini akan memicu banyak penyakit serius di dalam tubuh.
Kebanyakan orang memilih jalan pintas guna mengatasi keluhan insomnia mereka, yaitu meminum obat tidur atau pil tidur. Apakah dalam dunia medis hal ini diperbolehkan secara bebas? Atau diperlukan konsultasi pada dokter?
Obat tidur adalah jenis obat yang digunakan untuk pengobatan jangka pendek terhadap gangguan tidur. Nyatanya, mengonsumsi obat tidur hanya boleh diperoleh melaui resep dokter. Apabila dilakukan tanpa adanya resep dari dokter, obat tidur akan menimbulkan efek samping yang cukup serius dan berbahaya bagi tubuh manusia.
Ada beberapa obat tidur yang bekerja dengan cara membuat jam tidur lebih lama, ada pula jenis obat tidur yang membuat mudah mengantuk dan cepat untuk tidur. Obat tidur memiliki efek samping yang berbeda tergantung pada jenis, dosis dan daya tahan tubuh seseorang.
Efek samping yang paling umum dirasakaan biasanya adalah rasa kantuk berkepanjangan saat besok hari, sakit kepala, nyeri otot, sembelit, mulut kering, hingga kesulitan berkonsentrasi.
(Shafira Annisa)
