Ada di Atas Kapal Laut Saat Gempa, Bahaya Gak?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Beberapa daerah Indonesia diguncang gempa pada Jumat, 2 Agustus 2019. Data BMKG menmyebut gempa berpusat di 147 kilometer Barat Daya Sumur-Banten dengan kedalaman 10 kilometer pada pukul 19.03.21 WIB dan berpotensi tsunami di beberapa daerah.

Pernah kepikiran gak sih gimana kalau saat bencana tersebut terjadi kalian sedang berada di atas kapal laut. Meski berada di atas permukaan air, apakah penumpang di atas kapal bisa merasakan guncangan dari gempa bumi?

Sangat menakutkan rasanya bahwa fenomena gempa bumi juga berpotensi menimbulkan tsunami. Dilansir dari accuweather.com, hal tersebut menimbulkan ancaman bagi orang-orang yang berada di atas kapal.

Dr. Thomas Heaton, seismolog dan profesor geofisika dan teknik sipil di California Institute of Technology mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa kapal dapat merasakan dampak gempa bumi.

“Kapal-kapal di laut memang merasakan gempa bumi, dan jika Anda berada tepat di atas gempa, mereka membuat banyak kebisingan. Sudah dilaporkan bahwa para pelaut berpikir mereka kandas dan biasanya mencoba mencari tahu apa yang mereka pukul, tetapi ini benar-benar gempa bumi,” kata Heaton.

Gempa bumi diketahui memicu tsunami dan menimbulkan potensi bahaya lain bagi penumpang di laut. Namun, potensi tersebut tergantung pada lokasinya. Para ahli sepakat bahwa kapal pesiar yang berlayar di atas genangan air tidak akan merasakan dampak apa pun dari gelombang tsunami.

“Secara umum, jika Anda berada di laut dalam, tidak mungkin Anda dapat merasakan tsunami dari sebuah kapal,” kata Heaton.

Ancaman terbesar muncul ketika gelombang tsunami mulai mencapai air dangkal. Kapal pesiar yang lebih dekat ke darat atau di pelabuhan akan menghadapi ancaman besar dari gelombang tsunami yang tinggi, berenergi tinggi, dan berpotensi menghancurkan daratan.

 

 

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini