MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketika bertemu orang baru untuk pertama kalinya, tentu kita akan menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan tentang kita.
Kita ingin membuat kesan yang baik dan membuat seseorang tertarik, namun kebiasaan menebak-nebak bagaimana orang lain memandang kita dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri.
Berikut trik psikologi yang dapat diikuti untuk membuat kesan pertama yang baik, dan membuat orang baru merasa terhubung dengan kita saat pertama kali bertemu.
Memiliki Kontak Mata Yang Bagus
Menurut Leil Lowndes, penulis How to Instantly Connect with Everyone, kontak mata menandakan kejujuran, rasa hormat, minat, kecerdasan, keterusterangan, dan kepercayaan diri.
Tapi apa yang membuat kontak mata itu bagus? Kita perlu melihat seseorang cukup lama untuk benar-benar terhubung dengan mereka, bukan hanya sekilas di sana-sini.
Lowndes merekomendasikan beberapa strategi untuk mempertahankan kontak mata yang berkelanjutan. Pikirkan tentang warna matanya yang tepat, hitung berapa kali dia berkedip, perhatikan bentuk dan asimetri matanya.
Gunakan Sentuhan
Menyentuh lengan atau bahu orang lain adalah teknik menggoda standar. Kontak fisik menunjukkan minat dan kenyamanan.
Tapi Lowndes menyarankan sesuatu yang lain, yakni jangkau seolah-olah kita akan menyentuhnya, tetapi berhentilah sebelum kita melakukannya.
Ini bekerja pada pria, fantasi mereka menjadi liar bertanya-tanya apa artinya. Sedangkan wanita dia mungkin menghargai kasih sayang Anda tetapi tidak dapat menuduh Anda terlalu maju.
Jadilah Bersemangat Dan Antusias Sampai Titik Tertentu
Bagaimana kita terlihat tertarik pada seseorang tanpa terlihat terlalu tertarik? Biarkan orang lain berbicara terlebih dahulu, lalu sesuaikan tingkat antusiasmenya.
Dengan begitu kita tidak akan terdengar tidak tertarik atau putus asa. Ini bekerja dengan baik pada kencan pertama atau ketika seseorang memperkenalkan kita kepada orang lain.
Buat Kesan Terakhir Yang Baik
Cara kita mengucapkan selamat tinggal mungkin lebih penting daripada cara kita menyapa.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika orang berpikir tentang kejadian masa lalu, mereka lebih mungkin untuk mengingat apa yang mereka rasakan pada akhirnya, bahkan jika itu sangat berbeda dari apa yang mereka rasakan selama peristiwa tersebut.
