MATA INDONESIA, JAKARTA–Narkoba merupakan zat adiktif yang jika dipakai secara berlebihan menyebabkan kecanduan. Narkoba sering disalahgunakan untuk tujuan menenangkan diri penggunanya. Terlebih, artis di Indonesia yang sudah banyak menjadi korban dari penyalahgunaan narkoba.
Selama pandemi Covid-19 sudah ada beberapa artis yang tertangkap positif mengonsumsi narkoba. Hingga Minggu 22 November 2020, selebgram Millen Cyrus atau Muhammad Millendaru Prakasa kedapatan mengonsumsi narkoba. Ada dua jenis narkoba yang tren digunakan para artis selama pandemi, apa saja?
- Ganja
Ganja termasuk ke dalam narkotika golongan satu karena efeknya yang membuat kecanduan dan ketergantungan, saat sedang dipakai menimbulkan perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan.
Ganja atau biasa disebut juga mariyuana merupakan jenis psikotropika yang mengandung tetrahidrokanabinol dan kanabidiol.
Kandungan tetrahidrokanabinol memiliki kadar tinggi mengakibatkan tekanan darah rendah dan hilangnya ingatan jangka pendek, percepatan detak jantung, berkurangnya kemampuan motorik.
Biasanya digunakan dengan cara dihisap yang dijadikan rokok.
Pengguna ganja juga merasakan halusinasi dan hilang kendali, jika sudah menggunakan ganja secara berlebihan bisa mengalami gangguan jiwa. Penggunaan ganja juga bisa menganggu sistem produksi, seperti tidak teraturnya siklus menstruasi pada wanita dan mengurangi jumlah sperma pada pria.
Namun, jika dipergunakan sesuai dosisnya dan ditangani ahlinya, ganja bisa menjadi obat yang bermanfaat, seperti memperlambat penyakit Alzheimer, mencegah glaukoma, meningkatkan kapasitas paru, mencegah kejang akibat epilepsi, mematikan beberapa sel kanker, mengurangi masalah kejiwaan, mengurangi nyeri kronis.
- Sabu-sabu
Nakotika jenis sabu-sabu termasuk ke dalam golongan psikotropika berbentuk kristal yang mirip dengan gula. Biasanya, dikonsumsi dengan dihirup, dihisap asapnya, hingga disuntikkan ke dalam tubuh dengan cara dilarutkan terlebih dahulu.
Sama seperti ganja, sabu juga memiliki efek kecanduan. Efek sabu bagi tubuh menyebabkan masalah jantung, seperti detak jantung yang cepat, denyut jantung tak teratur, dan peningkatan tekanan darah. Jika pemakaian sabu sudah overdosis, sabu akan menyebabkan kejang-kejang, peningkatan suhu tubuh bahkan berujung pada kematian.
Jika pemakai berhenti menggunakan sabu, tubuhnya akan merasakan sakau. Melansir dari hellosehat.com, orang yang sakau biasanya akan mengalami gejala emosional, seperti nafsu makan yang tinggi, depresi, mood swing, kesulitan berkonsentrasi, ngidam sabu, paranoid, psikosis, halusinasi, kecemasan, gelisah, siklus tidur terganggu, kecenderungan bunuh diri, menarik diri, emosi datar dan inaktifitas, miskin wawasan, dan proses penilaian buruk.
Sedangkan gejala fisik yang sering terjadi, yaitu kulit pucat dan kumal, penampilan fisik berantakan, pergerakan lambat, kontak mata yang buruk, berbicara terlalu halus, sakit kepala, kelelahan ekstrim, badan ngilu.