Marak Disinformasi di Era Digital, Ini Cara Antisipasinya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Disinformasi masih menjadi salah satu permasalahan penting di era digital, maka penting untuk terus menelusuri kebenaran sebuah informasi. Dalam sebuah laporan terbaru yang didukung oleh Google News Initiative, peneliti menemukan bahwa koreksi dalam bentuk cek fakta bisa meminimalisir dampak disinformasi.

Google mencatat bahwa para pengecek fakta cukup sibuk sepanjang tahun 2020. Lebih dari 50ribu cek fakta muncul di Google Search selama setahun terakhir. Hal ini memperlihatkan bahwa arus disinformasi masih marak terlebih di era digital seperti sekarang. Diperlukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi dan mengenali informasi yang salah di internet. Ada beberapa cara menurut Google.

Pertama, google mengimbau untuk mengecek sumber atau artikel dari situs web yang sama sekali belum pernah didengar. Jika di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, bisa dengan mengetuk ikon menu di samping sumber untuk mengetahui hasilnya secara lebih.

Kedua, google juga menyarankan untuk menelusuri gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto. Selain itu bisa juga melakukannya di ponsel dengan menyentuh lama, gambar tersebut. Upaya ini bertujuan untuk mengetahui apakah gambar tersebut pernah muncul di internet dan dalam konteks apa.

Ketiga, yaitu dengan mencari tahu lebih dari satu sumber. Pengecekan ini penting untuk mencari tahu apakah situs berita lainnya juga mewartakan peristiwa yang sama. Caranya dengan menelusuri topiknya di news.google.com.

Keempat, yaitu dengan mengoptimalkan pengecek fakta. Seperti misalnya, Fact Check Explorer yang telah mengumpulkan lebih dari 100 ribu verifikasi informasi dari penerbit berita kredibel di seluruh dunia atau cekfakta.com yang merupakan kolaborasi 24 redaksi berita Indonesia yang dibentuk pada 2018.

Kelima, bisa dengan memeriksa sebuah peristiwa dan foto-foto yang beredar dengan menggunakan Google Earth atau melihat Street View lokasinya di Google Maps. Selain itu, google juga berupaya membantu masyarakat mengenali disinformasi di internet, salah satunya dengan meluncurkan GNI University Verification Challenge di seluruh Asia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di kalangan mahasiswa jurnalistik.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini