13 Hari Isoman, Tyas Mirasih Masih Positif Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTATyas Mirasih sudah 13 hari menjalani isolasi mandiri (isoman) karena Covid-19. Setelah menjalani tes PCR, hasilnya masih positif.

Tyas tergolong rajin memposting kegiatannya selama isoman di Instagram. Kebanyakan, foto yang diunggah saat berjemur.

Kemarin, Tyas sudah memasuki 13 hari menjalani isoman. Dia pun sempat melakukan tes PCR untuk mengetahui apakah sudah negatif atau masih positif Covid-19. Hasilnya, dia masih harus melanjutkan isoman karena hasilnya positif.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Tyas Mirasih Soedjono (@tyasmirasih)

“Banyak yang nanya hasil swab pcr aku kemaren, Unfortunately aku masih di interpretasikan positif, tetapi untuk CT valuenya sudah mendekati cut of value,” tulis Tyas.

“It’s okay, harus tetap berpikir positif, tetap harus yakin sebentar lagi bisa pulih seperti sedia kala dan segera negatif. Amin ya Allah,” katanya.

Diakui Tyas, indera penciumannya masih belum normal sepenuhnya. Selain itu, tidak ada gejala lain yang dia rasakan.

“Oh yaa, penciuman aku belum kembali normal tapi Alhamdulillah tidak ada gejala tambahan apapun lagi. Buat yang lagi sama sama berjuang kayak aku semangattt terus ya!” ungkapnya.

Postingan Tyas mendapat banyak respons dari netizen yang kebanyakan mendoakan agar segera pulih dari Covid-19.

“Semangat sembuh ka. Suamiku jg sama tes pcr di hari ke 19 setelah isoman 14 hari hasil masih positif CT 32,35 dari seharusnya 35. Perbanyak vitamin, sayur, buah dan protein ka. Semoga segera negatif ya ka,” tulis akun deamorla.

“Ak waktu penciuman hilang,, di terapi uap minyak kayu putih kak,, trs di rangsang pake parfum, sama bau* jeruk… Trs setiap 2 hari sekali hidungnya dicuci pakai air garem alhamdulillah trs bisa nyium bau*an,” tulis akun azuna_chu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini