MATA INDONESIA, JAKARTA – Bermain total untuk sepak bola. Itulah filosofi Total Football, salah satu strategi sepakbola. Tidak ada pemain yang mendapat peran dalam tim Total Footbal.
Setiap pemain harus dapat mengisi berbagai peran dan posisi dimanapun sehingga komposisi tim sangat tidak terduga. Agar sistem bekerja, pergerakan pemain mengharuskan setiap orang untuk siap menggantikan rekan setim yang keluar dari posisinya.
Membentuk tim Total Football butuh waktu yang cukup panjang. Itulah mengapa sistem bisa memakan waktu lama untuk diterapkan. Salah satu contoh terbaik adalah Ajax Amsterdarm, klub Belanda yang menjadi cikal bakal penerapan strategi ini.
Jack Reynolds
Asal usul Total Football dapat ditelusuri kembali ke tahun 1910-an, ketika mantan pesepakbola Inggris, Jack Reynolds membuat konsep itu saat dia menjadi manajer Ajax Amsterdam. Tim Ajax itu tercatat sebagai pelopor pertama dari sistem Total Football.
Jack Reynolds membuat suatu kesebelasan yang agresif dan dominan dalam hal penguasaan bola. Setelah itu, taktik total football dari Jack Reynolds dikembangkan lagi oleh muridnya Rinus Michels.
Rinus menyederhanakan total football. Dalam menjalani taktik ini, setiap pemain dominan dalam hal menyerang sehingga sebuah tim memiliki penguasaan bola lebih banyak ketimbang lawannya.
Makin banyak menguasai bola, makin banyak menciptakan peluang, dan makin banyak pula kesempatan untuk mencetak gol. Begitu juga penempatan posisi pemain tidak hanya bertahan pada posisinya, tetapi dinamis untuk memanfaatkan ruang dan celah lawan. Misal, bek yang bisa maju ke depan atau kiper yang bisa menjadi bek.
Melihat tipikal permainan terus menerus menyerang tersebut, pola atau strategi dalam total football biasanya menggunakan skema 4-4-2, 4-3-3, hingga 4-5-1.
Ciri khas yang dimiliki total football adalah selalu menusuk lawan, dalam keadaan menyerang maupun diserang. Caranya? Setiap pemain adalah attacker dan sekaligus defender.
Berkat strategi tersebut Michels sukses membawa Ajax Amsterdam menjadi juara Eropa atau Liga Champions pada musim 1970-1971. Selain itu, selepas dari Ajax, Michels juga berhasil membawa Barcelona menjadi juara Liga Spanyol pada musim 1973-1974 dan Copa del Rey (1977-1978). Tak sampai disitu saja, penemu strategi total football itu juga membawa tim nasional Belanda menjadi finalis Piala Dunia 1974 dan mengantar Belanda menjadi Juara Piala Eropa 1988.
Johan Cruyff
Sosok Johan Cruyff akan selalu dikenang sebagai pemain legendaris dunia. Pria bernama lengkap Hendrik Johannes Cruijff itu adalah salah satu pemain dan pelatih terbaik di masanya.
Cruyff adalah murid Rinus Michels. Dari sekian banyak pemain, hanya Cruyff yang benar-benar bisa menerjemahkan keinginan Michels membentuk tim Total football.
Sebagai pemain Cruyff akrab dengan klub yang punya nama besar macam Ajax Amsterdam hingga Barcelona. Gelimang prestasi di level klub membuat sosok Cruyff begitu disegani, termasuk saat membela timnas Belanda. Ia kerap disebut sebagai bintang besar sepak bola pertama yang berasal dari Eropa.
Timnas Austria
Jauh sebelum Rinus Michels memperkenalkan Total Football di Ajax Amsterdarm, pelatih Tim nasional Austria Hugo Meisl berhasil menyempurnakan sistem Total Football dengan klub-klub Austria sebelum menerapkannya dengan tim nasional.
Ini terjadi pada awal 1920-an. Saat itu tim nasional Austria hampir tidak beprestasi sama sekali. Sebelum membentuk tim nasional, Hugo Meisl membuat rencana jangka panjang dengan menanamkan sistem Total Football sebagai filosofi sepakbola Austria.
Dan hasilnya terbukti pada Piala Dunia 1934. Tim ini mengagetkan tim nasional negara lainnya. Mereka lolos ke semifinal dan bermain melawan Italia meski kalah 1-0.
Hugo Meisl berhasil membentuk tim yang solid. Dengan formasi 2-3-5, permainan tim Austria mendapat banyak pujian.
Timnas Hongaria
Negara yang menerapkan strategi Total Football lainnya adalah Tim Nasional Hongaria. Pada Piala Dunia 1950, tim ini mengagetkan karena menggunakan formasi 2-3-3-2 yang merupakan sedikit modifikasi dari 2-3-5. Mereka benar-benar mendominasi Eropa pada saat itu, mengalahkan Inggris dua kali dalam lima tahun kemenangan yang luar biasa sebelum kalah di tangan Jerman Barat di Final Piala Dunia FIFA 1954. Motor serangan tim Nasional Hongaria adalah pemain legendaris, Frenc Puskas.
Reporter: Fadila Aliah Hakim