Terpanjang Ketiga di Dunia, Sungai Yangtze Bangun Jejak Peradaban Cina Sejak Jutaan Tahun Lalu

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Sungai Yangtze mengalir di Cina selatan, salah satu wilayah terpadat di dunia. Sungai ini terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia yang terpanjang membentang di satu negara saja yaitu Cina.

Dulu sungai ini sering menjadi bahan cercaan warga Tiongkok. Karena biasanya di saat musim penghujan, air sungai meluap lalu merendam area sekitarnya tak jarang menjadi bencana yang sangat mematikan. Ribuan hektare area sekitar terendam banjir dan ratusan ribu hingga jutaan orang tewas.

Namun sekarang, sungai besar ini sudah benar-benar dimanfaatkan oleh pemerintah Cina. Mulai dari transportasi sungai, pemanfaatan pembangkit listrik hingga pasokan air irigasi.

Sumber Sungai Yangtze berasal dari Puncak Geladaindong di Pegunungan Tanggula yang mengalir dari barat ke bagian timur Cina melalui Qinghai, Tibet, Sichuan, Yunnan, Chongqing, Hubei, Hunan, Jiangxi, Anhui, Jiangsu, Shanghai, hingga Laut Cina Timur.

Sungai Yangtze memiliki lebih dari 700 anak sungai yang lima di antaranya memiliki panjang lebih dari 1.000 kilometer (621 mil). Setiap anak Sungai Yangtze berperan penting dalam perekonomian Tiongkok.

Sungai Yangtze juga biasa disebut dengan Sungai Chang Jiang yang dalam Bahasa Mandarin memiliki arti ‘sungai panjang’. Sungai yang secara tradisional dianggap sebagai pemisah antara Tiongkok Utara dan Selatan ini memiliki panjang sekitar 6.397 km (3.975 mil).

Dengan panjangnya yang hampir 4.000 mil ini, Sungai Yangtze dianggap sebagai sungai terpanjang di Asia dan berada di urutan ketiga sebagai sungai terpanjang di dunia setelah Sungai Nil (Afrika) dan Sungai Amazon (Brazil).

Sungai Yangtze mengalir melewati beberapa kota, yaitu Yibin, Luzhou, Chongqing, Wanzhou, Yichang, Jingzhou, Yueyang, Wuhan, Jiujiang, Anging,Tongling, Wuhu, Nanjing, Zhenjiang, Nantong, dan Shanghai. Tiga di antaranya merupakan kota-kota terbesar di Cina, yaitu Wuhan, Shanghai, dan Chongqing.

Sama halnya seperti Sungai Kuning, Sungai Yangtze juga merupakan tempat lahirnya budaya Tiongkok selama berabad-abad. Menariknya lagi, ditemukan fakta bahwa aktivitas di sungai terpanjang di Cina ini dapat ditelusuri sejak 27.000 tahun yang lalu yang merupakan awal dimulainya peradaban Tiongkok.

Beberapa budaya Cina yang lahir di tepian Sungai Yangtze yaitu meliputi budaya Bashu di Sichuan; Jingchu di Hubei dan Hunan; Wuyue di Jiangsu, Zhejiang, dan Shanghai.

Di sepanjang Sungai Yangtze terdapat bendungan yang sangat besar yaitu Bendungan Tiga Ngarai atau Three Gorges Dam. Dengan panjangnya yang mencapai 2.335 meter (2.553,6 yd) dan tinggi sekitar 185 meter (607 kaki), Bendungan Tiga Ngarai dinobatkan sebagai bendungan hidroelektrik terbesar di dunia.

Tujuan utama dibangunnya Bendungan Tiga Ngarai adalah untuk mengendalikan banjir yang sering terjadi selama 2.000 tahun terakhir. Selain itu, Bendungan Tiga Ngarai juga berperan penting untuk pembangkit listrik, pelayaran, irigasi, akuakultur, hingga pariwisata.

Delta Sungai Yangtze merupakan daerah yang paling makmur dan paling padat penduduknya di Tiongkok. Dilansir Travel Cina Guide, delta Sungai Yangtze menyumbang sekitar 10 persen dari total populasi di Tiongkok dan sekitar 20 persen dari PDB Tiongkok.

Beberapa kota di sekitar Sungai Yangtze yang memiliki populasi lebih dari satu juta jiwa, yaitu Shanghai, Nanjing, Hangzhou, dan Suzhou.

Delta Sungai Yangtze juga merupakan lumbung padi terbesar negara yang menghasilkan sekitar 70 persen beras dan 50 persen biji-bijian dari seluruh produksi negara. Selain itu, Sungai Yangtze juga menyediakan pasokan air untuk penduduk yang bermukim di sepanjang tepiannya dan menjadi rute transportasi penting di Tiongkok selama lebih dari 2.000 tahun.

Menurut World Wildlife Fund (WWF), cekungan Sungai Yangtze merupakan salah satu daerah yang paling beragam hayati di dunia, mulai dari pegunungan yang tinggi, hutan lebat, rawa basah, dan saluran air.

Selain itu, cekungan Sungai Yangtze juga kaya akan beragam fauna, meliputi 145 spesies amfibi, 166 spesies reptil, 378 spesies ikan, dan lebih dari 280 spesies mamalia.

Spesies-spesies ikan yang terkenal di Sungai Yangtze, yaitu lele kepala kuning, ikan tembaga, shad tiongkok, ikan mas, ikan teri, dan ikan puffer tiongkok. Namun sayangnya, banyak hewan di DAS Yangtze yang dimasukkan ke daftar merah spesies terancam punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam.

Status hewan-hewan tersebut beragam, mulai dari rentan (risiko tinggi bahaya di alam liar), terancam punah (risiko tinggi kepunahan di alam liar), hingga sangat terancam kepunahan (risiko kepunahan sangat tinggi di alam liar).

Beberapa hewan yang terancam punah di Sungai Yangtze, meliputi the finless porpoise, alligator tiongkok, yangtze turtle softshell giant, the chinese paddlefish, hingga yangtze sturgeon. Hewan-hewan tersebut terancam punah karena dimanfaatkan secara komersial, pengaruh pariwisata, dan juga polusi yang cukup tinggi di Sungai Yangtze.

Reporter : Redho Radja 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini