MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut Serangan Umum 1 Maret yang terjadi 73 tahun lalu, seharusnya berlangsung lebih awal tepatnya pada 28 Februari 1949.
Serangan dadakan yang bakal mengejutkan dunia internasional itu terpaksa diundur karena bocornya informasi.
Hal ini diungkapkan Sri Sultan Hamengku Buwono X usai membaca Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara di Tetenger Serangan Umum 1 Maret 1949, Keben Keraton Yogyakarta, Selasa 1 Maret 2022.
”Menurut cerita almarhum ( Sri Sultan Hamengku Buwono IX ) kepada saya, mestinya peristiwa tidak terjadi pada 1 Maret, tapi pada 28 Februari. Karena (informasi) bocor diundur tanggal 1 Maret. Itu hal pertama yang bisa saya tambahkan,” ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sri Sultan mengaku tak bisa memberikan bukti-bukti pendukung terkait fakta yang diklaimnya.
Sebab, informasi tersebut diperoleh langsung dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Gubernur DIY.
Dia memilih mengungkapkan informasi tersebut bertepatan dengan peringatan Serangan Umum 1 Maret.
Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949 terjadi di Yogyakarta yang saat itu ada di tangan Belanda. Kemudian TNI dan Republik Indonesia berhasil menunjukkan eksistensinya. Selama kurang lebih dalam waktu 6 jam, Yogyakarta berhasil diduduki oleh Indonesia.
Pengagas
Namun di balik keberhasilan tersebut, ada kontroversi mengenai penggagas Serangan Umum tersebut. Apakah SU ini idenya dari Soeharto ataukah oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Atau apakah ada tokoh lain?
Di dalam buku-buku sejarah, tidak ada data yang pasti mengenai siapa penggagas SU 1 Maret. Yang menjadi pembahasan terus menurus hanya mengenai pelaksananaan SU Maret 1949.
Penggambaran SU ini lebih kepada komandan serangan umum ini yaitu Letkol Soeharto. Sosok Soeharto sejak orde baru muncul di buku-buku sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah. Selain itu, sebuah film berjudul Janur Kuning juga menonjolkan sosok Soeharto sebagai pengagas Serangan Umum 1 Maret 1949
Sejarawan DR Anhar Gonggong berpendapat bahwa penggagas SU 1 Maret bukanlah Soeharto. Menurutnya inisiatif penyerangan seperti itu bukan berasal dari komandan brigade akan tetapi berasal dari pejabat yang lebih tinggi. Sumber lain menyebutkan bahwa gagasan SU Maret 1949 adalah inisiatif Jenderal Soedirman, sebab ia adalah pimpinan militer tertinggi pada saat itu.
Dikutip dalam buku Momoar Oei Tjoe Tat, Sri Sultan pernah mengatakan “Sayalah yang semula membicarakan gagasan itu dengan Jenderal Soedirman yaitu minta izinnya untuk mendapatkan kontak langsung dengan Soeharto, ketika itu berpangkat mayor, untuk menjalankan tugas melaksanakan gagasan saya.” Hal itu juga terungkap dalam buku biografi Sri Sultan HB IX, Takhta untuk Rakyat (1982).
Sekretaris Jenderal Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Restu Gunawan, mengatakan bahwa Sri Sultan HB IX memiliki peranan yang besar. Salah satunya, berupa ide melakukan Serangan Umum 1 Maret. Di sisi lain, gerakan yang dilakukan kalangan tentara yang dipimpin Soeharto juga penting. Sebab, tanpa peranan tentara, kata Restu, ide tersebut sulit terwujud.
Reporter: Dinda Nurshinta