MINEWS, JAKARTA – Debat pamungkas kandidat calon presiden dan wakil presiden pada Sabtu 13 April kemarin dinilai ekonom Universitas Gadjah Mada Mudrajad Kuncoro masih terdapat kekurangan.
Ia menganggap program inklusi keuangan yang ditawarkan oleh kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden belum memperhatikan akses modal bagi UMKM di Indonesia. Program yang ditawarkan paslon 01 dan 02, menurut dia, belum memaksimalkan program yang sudah ada, yakni program kredit usaha rakyat (KUR).
“Masalah utama UMKM salah satunya akses modal karena kebanyakan usaha itu kurang modal,” kata Mudrajad Kuncoro di Jakarta, Minggu 14 April 2019.
Sementara masalah UMKM yang lain adalah akses untuk melakukan ekspor. Kata dia, seharusnya program yang ditawarkan 01 dan 02 dapat mendorong kemampuan UMKM. “Tujuannya agar berorientasi ekspor sehingga dapat mengurangi defisit transaksi berjalan dan defisit perdagangan.”
Mudrajad juga berpendapat bahwa akses bahan baku turut menjadi persoalan yang menahan UMKM berkembang. Pada saat ini, bahan baku masih banyak diimpor dari luar negeri.
“Kemarin tali diimpor dari Malaysia, kemudian botol untuk sarang rumput laut diimpor juga dari Malaysia. Uangnya ringgit bukan rupiah. Rupiah belum jadi tuan di rumahnya sendiri,” katanya.
Diketahui bersama, debat kelima Pilpres 2019 mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri. Pasangan Jokowi-Ma’ruf menawarkan program pinjaman bagi ibu-ibu, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi menawarkan akses modal bagi UMKM.