PAN: Kemenangan Jokowi-Ma’ruf adalah Suara Rakyat

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang menempatkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin unggul atas Prabowo-Sandi merupakan suara rakyat. Dan Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan percaya dengan hasil itu.

Menurut dia, saat 10 lembaga polling membuka data dan metodologi mereka ke publik, maka kredibilitas hasil survei mereka makin kuat dan tidak diragukan lagi. “Sudah kredibel. Apalagi track record mereka selalu konsisten dengan hasil real count KPU selama 3 pemilu sebelumnya,” kata Bara Hasibuan di Jakarta, Senin 22 April 2019.

“Hasil quick count ini ini adalah gambaran kuat akan hasil yang akan diumumkan KPU bulan depan. People have spoken (rakyat telah berbicara),” kata dia lagi.

Bara pun mengajak semua peserta pemilu harus bersikap negarawan menyikapi hasil sementara Pilpres 2019 itu. Dia meminta semua pertentangan disudahi saja.

“Sikap yang terus menerus menentang hasil itu, tanpa menunjukkan data yang kredibel, adalah tidak bertanggung jawab,” ujar Bara.

Anggota DPR ini memilih percaya dengan penyelenggara pemilu. Sekaligus meminta semua pihak menghargai proses demokrasi. “Elite harus tunjukkan sikap yang menghargai institusi dan proses demokrasi,” kata dia.

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini