MATA INDONESIA, JAKARTA – Bangsa Skithia merupakan sekelompok orang-orang penunggang kuda yang hidup secara nomaden.
Mereka berasal dari Iran dan telah menjelajahi banyak tempat di Eurasia. Seperti melintasi wilayah luas Kazakhstan hingga Ukraina, Cekungan Laut Hitam, Siberia, dan juga Kaukus. Mereka berkuasa di wilayah itu dari abad ke-7 hingga ke-4 SM.Perlu dicatat, informasi yang terbatas membuat kisah mereka bagaikan puzzle yang penuh teka-teki. Masih banyak perdebatan tentang dari mana orang Skit berasal. Tetapi banyak bukti yang menyatakan mereka berasal dari arah cekungan Minusinsk, dekat Cekungan Sungai Yenisey, yang terletak di antara Krasnoyarsk Krai dan Republik Khakassia dan Tuva di Rusia. Salah satu bukti bukti konkret adalah dari ahli Geologi dan sejarawan Yunani, Herodotus, melalui karyanya Historia.
Suhu yang hangat dan kondisi tempat yang lebih lembab yang menandakan banyaknya padang rumput di daerah tersebut, merupakan faktor utama penentu adanya pemukiman penduduk oleh Bangsa Skithia ketika menjelajah. Ketika itu. mereka mulai bermigrasi ke barat ke Pontic Steppe. Kehadiran mereka banyak membawa tekanan bagi para penduduk dan bangsa-bangsa lain yang beragam.
Pertempuran seringkali terjadi. Saat mereka menetap di tempat-tempat tertentu. Di sanalah suku-suku ini berasimilasi dengan Bangsa Skithia. Hal ini juga yang mendorong penjelejahan mereka lebih jauh lagi sampai mereka mencapai Cekungan Laut Hitam. Mereka mengusir penduduk Cimmerian setempat dari wilayahnya. Dan mereka mengubah wilayah Ukraina selatan ini menjadi basis operasi untuk melancarkan serangan dan serangan mereka yang sering ke Asia Barat dan Timur.
Bangsa Skithia kehilangan cengkeraman mereka ketika di Mannea. Saat itu mereka memiliki tujuan ke barat. Dan melihat Bangsa Asyur menghadapi serangkaian serangan di seluruh Suriah dan Levant.
Ketika mencapai perbatasan Mesir, daerah ini merupakan bagian dari kekuasaan Asyur, Suriah. Suku Asyur menghadapi masalah dari Babilonia yang telah menberikan kemerdekaan mereka dan diam-diam bersekutu dengan Medea di bawah Cyaxares.Kepemimpinan Medea, bersama dengan Neo-Babilonia dapat menjadi ancaman yang menakutkan bagi Asyur. Namun, pemimpin bangsa Skithia yaitu Madyes, datang untuk membantu. dan mereka berhasil mematahkan pengepungan yang dilakukan oleh pasukan Babilonia di ibu kota Asyur di Niniwe. Di sana, mereka mengalahkan Medea dalam pertempuran sengit.
Sayangnya sejak kemenangan itu, jejak sejarah bangsa ini menghilang. Apakah karena asimilasi dengan sejumlah suku. Namun jejak peninggalan mereka benar-benar tak terlacak hingga sekarang.
Banyak informasi yang belum teridentifikasi mengenai bangsa ini, akibat dari bukti yang sedikit termasuk barang bukti yang hilang karena usia dan penelitian yang terbatas.Penulis: Keshatita