Kisah Nyata, Inilah Karakter Beberapa Cerita Drama Korea dari Dinasti Joseon

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Masa kejayaan Korea adalah di zaman dinasti Joseon. Tak heran, lewat ide kreatif para penulis skenario, sosok para tokoh di dinasti ini diramu menjadi kisah seru bergenre drama, petualangan, bahkan fantasi.

Di layar kaca, kisah mereka tampak lebih glamor. Namun riwayat mereka yang sesungguhnya bisa jadi berbeda total. Namun beberapa karakternya benar-benar diambil dari tokoh yang hidup di masa Dinasti Joseon.

Inilah beberapa drama dan film Korea yang karakternya berasal dari Dinasti Joeseon

Jenderal Choe Yeong – Faith

Choe Yeong atau kadang ditulis Choi Young adalah seorang jenderal besar pada masa akhir Dinasti Goryeo. Pemeran jenderal ini adalah aktor ganteng Lee Min Ho.

Jenderal Choe adalah tokoh militer yang menentang hidup mewah, bahkan setelah menjadi jenderal besar.

Jenderal kepercayaan Raja Gongmin ini berhasil menumpas serangan-serangan para perompak Jepang. Ia mendapat gelar pahlawan negara setelah meredam pemberontakan Jo Il-shin di tahun 1352.

Namun Raja Gongmin khawatir dan takut Jenderal Choe Yeong makin populer di rakyat maupun para pejabat. Raja juga mendapat gosokan dari penasihatnya Jenderal Lee Seong Gye yang sudah lama tidak suka dengan Jenderal Choe.

Jenderal Choe kemudian diasingkan ke Goyang. Ia dipenggal kepalanya oleh Jenderal Lee. Setelah itu Lee melakukan kudeta terhadap pemerintahan dan kemudian menahbiskan dirinya sebagai Raja Taejo, penguasa pertama Dinasti Joseon.

Raja Yeongjo dari Joseon – Jackpot/The Royal Gambler

Yeongjo merupakan salah satu raja terbesar dari masa kepemimpinan Dinasti Joseon. Raja ini memiliki wajah yang tampan. Menurut para sejarawan, selain tampan di masa mudanya, Yeongjo adalah anak jenius. Ia menguasai ajaran Konfusianisme jauh lebih baik daripada para cendekiawan di negaranya.

Sebenarnya Yeongjo bukanlah putera mahkota. Ia adalah anak dari Raja Sukjong dan Selir Choe yang berasal dari kalangan rakyat jelata. Ia mendapat tahta kerajaan setelah Raja Gyeongjong, kakaknya meninggal di usia muda. Penunjukannya sebagai penerus meletuskan pergolakan besar yang berujung pada pembantaian terhadap para bangsawan di istana.

Dalam catatan sejarah, Yeongjo terkenal sebagai raja yang bijak dan sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Choe Suk-bin – Dong Yi

Selir Choe Suk-bin
Selir Choe Suk-bin

Nama Choe Suk-bin terkenal di masa dinasti Joseon. Ia adalah rakyat biasa. Lahir dari keluarga dengan kasta Cheonmin. Kasta ini adalah strata sosial terendah pada masa Dinasti Joseon. Versi cerita yang paling populer menyebutkan kalau Choe adalah musuri, budak yang bertugas menyiapkan air di istana.

Kecantikan Choe membuat ia menjadi selir raja. Choe mulai terlibat dalam perebutan kekuasaan sebagai pendukung Ratu Inhyeon. Kehadirannya perlahan memudarkan pengaruh Jang Hui-bin, selir yang tengah menguasai istana. Pada akhirnya, Choe dan para sekutunya berhasil mengembalikan Ratu Inhyeon ke istana. Dia juga melahirkan Pangeran Yeoning yang kelak bergelar Yeongjo, salah satu raja terbesar dalam sejarah Korea.

Hwang Jini – Hwang Jini

Ia adalah wanita penghibur atau sebutannya gisaeng. Sejarah  mengenalnya sebagai Hwang Jini atau Hwang Jin-yi. Ia menjadi salah satu wanita dengan kecantikan legendaris. Berbagai kisah hidupnya tertulis dalam berbagai literatur dan naskah teater.

Hwang Jini adalah seorang gisaeng yang sangat tersohor pada masa Dinasti Joseon. Hwang Jini hidup pada masa pemerintahan Raja Jungjong. Ia lahir pada 1506 di Kaesong (sekarang bagian Korea Utara). Konon ia adalah anak haram antara seorang pejabat dengan gisaeng. Kabarnya kecantikan Jini membuat salah satu pemuda desanya sampai mati karena patah hati.

Jang Hui-bin: Living by Love

Jang Hui Bin
Jang Hui Bin

Selir Jang Hui-bin di masa Dinasti Joseon. Berawal dari dayang istana, posisi Jang menanjak hingga dia menjadi selir kesayangan Raja Sukjong. Raja pun memilihnya menjadi ratu.

Sejarawan sepakat Jang Hui-bin juga menjadi salah satu wanita tercantik pada era Joseon. Ia berhasil menggulingkan Ratu Inhyeon dengan bantuan para sekutunya dari faksi Namin. Namun ia terpaksa turun tahta. Posisinya kembali ke tingkat selir kerajaan, sementara Ratu Inhyeon menggantikan posisinya sebagai permaisuri. Akhirnya, Jang Hui-bin dan seluruh keluarganya tewas dalam eksekusi yang justru perintahnya dari Raja Sukjong sendiri.

Jang-geum – Dae Janggeum

Dae Jang-geum adalah dokter wanita pertama dalam sejarah Korea. Tak banyak yang bisa ditelusuri dari kisah hidup wanita ini. Kemungkinan besar, nama Jang-geum hanya julukan belaka. Yang jelas, Dae Jang-geum bermarga asli Seo.

Jang-geum merupakan tabib wanita pertama di kerajaan. Namanya beberapa tercantum dalam manuskrip Sejarah Dinasti Joseon. Raja Jungjong terkesan dengan keahlian medis Jang-geum dan mempercayainya sebagai tabib bagi anggota keluarga kerajaan. Berkat keahliannya ini Jang-geum mendapat jabatan sebagai pejabat tingkat ketiga di kerajaan.

Ratu Myeongseong – Empress Myeongseong

Myeongseong atau Ratu Min adalah permaisuri Raja Gojong, raja ke-26 Joseon penguasa pertama Kekaisaran Korea Raya. Ratu Min adalah penguasa di balik layar selama pemerintahan suaminya.

Ratu Min awalnya terpilih oleh Taewongun, ayah mertuanya sebagai menantu. Hal ini karena Ratu Min memiliki pendidikan rendah dan latar belakang yang tidak akan membahayakan status politiknya. Namun belakangan Ratu min justru enggan berpesta dan lebih memilih belajar ilmu politik, sejarah, filsafat, dan sains. Pengaruh Ratu Min yang begitu besar di istana kelak menjadi sumber perselisihan dengan sang ayah mertua.

Ratu Min berupaya melakukan modernisasi di Korea dengan perombakan militer, peningkatan pendidikan, dan toleransi dalam beragama. Tindakan diplomatisnya membuat sang ratu dianggap sebagai ancaman besar oleh Kekaisaran Meiji yang bertahta di Jepang.

Pada tahun 1895, segerombolan ronin (samurai) membunuh Ratu Min. Para samurai itu utusan Jepang yang bekerjasama dengan Hullyeondae pimpinan Taewongun. Para ronin ini memperkosa jasadnya dan kemudian membakarnya di depan umum.

Penulis: Alya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini