Kenapa Piring Terbang jadi Kendaraan Mahluk Luar Angkasa?

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Unidentified Flying Object (UFO) selalu identik dengan piring terbang. Entah kenapa piring terbang menjadi favorit para mahluk asing saat mengunjungi bumi.

Sejak tujuh puluh lima tahun sejak kisah penampakan pertama piring terbang yang misterius di AS, hingga sekarang pun identik UFO selalu dengan piring terbang. Apalagi saat menjadi referensi dalam budaya pop film-film Hollywood. ”Pada akhir 1950-an,” kata Andrew Shail, dosen senior film di Universitas Newcastle. ”Benda itu telah menjadi referensi untuk pesawat ruang angkasa yang dikemudikan oleh makhluk dari dunia lain’, dan dipakai oleh nyaris semua orang yang bekerja di seni visual.”

Di banyak film, piring terbang memang merepresentasikan keberadaan pengunjung misterius dari Mars dan sekitarnya. Sama halnya dengan berbagai serial TV, novel, dan komik.

Di serial X-Files, karakter utamanya Mulder memiliki sebuah poster ikonik dengan gambar piring terbang dan tulisan ‘I want to believe’ atau ‘Saya ingin mempercayainya’.

Piring terbang adalah desain klasik dari UFO. Namun ternyata, kemunculan piring terbang tak langsung populer. Sampai di tahun 1950-an, dunia  tergila-gila kepada piring terbang. Padahal, para penulis fiksi ilmiah sebelumnya menggambarkan pesawat luar angkasa dengan cara yang sama sekali berbeda.

Di komik strip Flash Gordon yang muncul sejak awal 1934 lah, angkutan bagi makhluk luar angkasa justru melingkar.

Tapi di komik-komik lainnya seperti Startling Stories atau Super Science Stories, di paruh pertama Abad 20, alien lebih menyukai jika alat transportasi mereka mirip kapal selam atau pesawat.

Kenapa Piring Terbang ?

Ini semua berawal pada Juni 1947. Seorang pilot komersial, Kenneth Arnold, mengklaim melihat sembilan “cakram terbang” meluncur melintasi negara bagian Washington di AS dengan kecepatan 1.200 mph.

Editor surat kabar East Oregonian kemudian mengirimkan cerita yang sama ke berita Associated Press. Pada 26 Juni 1947, Hearst International mengeluarkan siaran pers yang di dalamnya terdapat istilah “piring terbang”.

Cerita tentang piring terbang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Kemudian bermunculan ratusan kisah penampakan. Subyeknya sama, piring terbang. Salah satunya adalah cerita tentang puing piring terbang yang jatuh di Roswell, New Mexico.

Padahal, beberapa dari cerita ini bohong: tidak sulit untuk memalsukan foto piring terbang. Jika kita punya benda bulat seperti dop ban mobil, frisbee, atau panggangan pizza.

Pada tahun 1953, Donald H Menzel menulis sebuah buku tentang histeria ini. Bukunya berjudul Flying Saucers. Isi buku ini, Menzel menawarkan tiga penjelasan.

  • Pertama, piring terbang itu unik. Orang terbiasa dengan keteraturan.  Dan secara naluriah menghubungkan misteri dengan hal-hal yang tidak biasa.
  • Kedua, saat itu orang-orang gugup. Situasi dan kondisi seusai perang dunia II. Kita melihat kekuatan yang tidak dapat kita kendalikan. Banyak orang takut akan menghadapi perang yang akan menghancurkan umat manusia.
  • Ketiga, orang-orang menikmati ketakutan ini sampai batas tertentu. Mereka senang menjadi bagian dari fiksi ilmiah yang menarik.

Kegugupan itu memiliki beberapa penyebab. Salah satunya adalah bahwa AS dan Uni Soviet bersaing untuk menjadi negara adidaya pertama yang menempatkan satelit ke orbit. Hasilnya Uni Soviet menang dengan Sputnik 1 pada tahun 1957 .

”Ketertarikan pada piring terbang meningkat pada saat yang sama. Gagasan bahwa manusia akan mengunjungi ruang angkasa jadi masuk akal,” kata Katharine Coldiron, penulis panduan Midnight Movies Monograph.

Orang Amerika saat itu juga memiliki hal yang perlu dikhawatirkan: tingkat pengangguran, inflasi, ancaman invasi Soviet, dan kemungkinan bahwa kota-kota mereka sendiri akan hancur oleh bom atom yang telah menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.

Satu cara menghilangkan semua ketakutan itu adalah dengan fokus pada piring terbang.

“Sebuah fenomena yang misterius dan menghibur,” kata Jack Womack, seorang penulis fiksi ilmiah pemenang penghargaan.

Industri Hiburan

Dalam dunia animasi, karakter Bugs Bunny karya Chuck Jones, dalam episode Haredevil Hare, memperkenalkan Marvin the Martian pada tahun 1948. Ia mengemudikan kapal roket. Tetapi ketika Marvin mengunjungi Bugs di Bumi di episode The Hasty Hare pada tahun 1952, dia telah menukar kendaraannya dengan piring terbang.

Pada 1951, penyanyi Ella Fitzgerald merekam sebuah lagu jazz yang ditulis oleh Arthur Pitt dan Elaine Wise berjudul Two Little Men in a Flying Saucer, sebuah katalog satir tentang kebiasaan manusia yang tidak menyenangkan seperti yang terlihat oleh pria hijau kecil yang ada di dalam judul.

Liriknya berbunyi:

Dalam misi mereka /Mendengar seorang politisi / Berpidato saat mereka lewat / Tapi mereka pergi / Lebih cepat dari datangnya / Karena udara panas meniup mereka ke langit.”

Tapi tidak ada media yang benar-benar mempromosikan piring terbang selain film layar lebar.

Film tentang piring terbang pertama, berjudul Flying Saucers rilis pada tahun 1950. Ini adalah film thriller independen beranggaran rendah. Penulis, sutradara, produser hingga bintangnya adalah Mikel Conrad. Ia menulis di awal film bahwa ceritanya berdasarkan pada kisah nyata.

Pada tahun berikutnya, 1951, Hollywood merilis dua film piring terbang klasik yang bonafid. Salah satunya adalah The Day the Earth Stood Still karya Robert Wise, di mana seorang duta alien bernama Klaatu (Michael Rennie) memperingatkan umat manusia untuk “hidup dalam damai, atau mengejar jalan Anda saat ini dan menghadapi pemusnahan”.

Piring terbangnya yang halus dan tidak berjendela adalah penggambaran minimalis antarplanet.

Karya klasik tahun 1951 lainnya adalah The Thing from Another World karya Howard Hawks, di mana sebuah pesawat ruang angkasa asing ditemukan dari bongkahan es Arktik.

Film ini berasal dari cerita pendek oleh John W Campbell, yang menjelaskan kondisi pesawat ruang angkasa itu “Seperti kapal selam… panjangnya 280 kaki dan diameternya 45 kaki”.

Tetapi dalam film, pesawatnya menjadi piring terbang – satu awak yang bertahan hidup adalah predator mengerikan.

“Dengan caranya sendiri, masing-masing film ini mewujudkan arus gelap paranoia sosial yang mengepung Amerika,” tulis Michael Stein dalam Alien Invasions! Sejarah Alien dalam Budaya Pop.

Akhir dari Piring Terbang

Di 1950-an, film-film piring terbang tidak selalu memiliki keprihatinan sosial-politik yang begitu mendalam.

Contohnya adalah Devil Girl from Mars (1954), This Island Earth (1955), Forbidden Planet (1956), Invasion of the Saucer-Men (1957) dan The Atomic Submarine (1959).

Salah satu film tersukses adalah Earth Vs The Flying Saucers (1956), yang menampilkan animasi stop-motion luar biasa oleh Ray Harryhausen.

Salah satu yang tidak terlalu bagus adalah Plan 9 from Outer Space (1957).

Satu-satunya kesamaan dalam film-film ini adalah bentuk piring terbang. Dari sudut pandang pembuat film, pesawat ruang angkasa ikonik ini adalah anugerah, karena relatif mudah dibuat dan direkam.

Tidak seperti roket tradisional, piring terbang bisa berubah arah tanpa perlu menunjukkannya berputar. UFO juga tampak fantastis.

“Hal hebat tentang desain piring terbang adalah sederhana,” kata Bould kepada BBC Culture.

“Simetrinya yang sempurna menegaskan bahwa itu bukan sesuatu yang terjadi secara alami. Dan tidak ada penanda penerbangan yang sudah dikenal – tidak ada sayap, tidak ada mesin – yang menegaskan bahwa itu dibuat dengan teknologi tinggi. Ini menegaskan tempatnya jauh di depan kita dalam mitologi barat tentang kemajuan teknologi.”

Bukan berarti ide piring terbang sepenuhnya datang dari dunia lain. Permukaan melengkungnya yang mengkilap, dan segala macam kabel dan katup yang rumit tersembunyi dengan rapi, mencerminkan mobil, oven, dan mesin cuci paling modis dari periode pascaperang.

Namun kepopuleran itu tidak berlangsung lama. Ketika tahun 1950-an berakhir, piring terbang mania berkurang, baik dalam hal penampakan yang dilaporkan, dan penampilan layar perak.

“Ketika berbicara tentang film piring terbang, yang horor lebih baik daripada yang serius,” kata Mark Jancovich, penulis Rational Fears: American Horror Genre pada 1950-an.

Sementara di dunia nyata, tahun 1961 adalah tahun ketika Yuri Gagarin mengorbit planet ini, dan Presiden John F Kennedy mengumumkan tujuan “mendarat manusia di Bulan dan mengembalikannya dengan selamat ke Bumi”.

Perjalanan ruang angkasa yang sebenarnya begitu mencengangkan sehingga piring terbang tampak sepele sebagai perbandingan.

Akhirnya, pada 1969, survei penampakan piring terbang oleh Angkatan Udara AS, Project Blue Book, ditutup dengan penerbitan Scientific Study of Unidentified Flying Objects.

Kesimpulan laporan ini, “Tidak ada hasil apapun dari penelitian tentang UFO dalam 21 tahun terakhir yang telah menambah pengetahuan ilmiah”.

Bahkan pada Mei tahun ini, ada sidang kongres publik Amerika tentang apa yang sekarang dikenal sebagai UAP – Fenomena Udara yang Tidak Dapat Dijelaskan atau Unexplained Aerial Phenomena – meskipun Scott Bray, wakil direktur intelijen angkatan laut, menekankan bahwa militer tidak menemukan “apa pun yang berasal dari non-terestrial” .

Di budaya populer, piring terbang juga tidak pernah benar-benar hilang.

Piring terbang berukuran super besar dan berfungsi seperti kapal induk ada di film Independence Day Anda mendapatkan kapal induk di Independence Day dan Distrik 9; ada monolit di sisinya seperti yang ada di Arrival.

Di Star Wars, Millennium Falcon adalah piring terbang dengan beberapa potongan runcing tambahan yang menonjol dari depan; dan di Star Trek, USS Enterprise adalah piring terbang dengan badan dan kaki menempel di bagian belakang.

Tapi penampakan jadul piring terbang tanpa hiasan, di langit atau di layar, sekarang jarang terjadi.

“Seperti tren lainnya,” kata Womack, “fenomena dalam bentuk aslinya sudah ketinggalan jaman.”

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini