Kawah Neraka Darvaza Keluarkan Api Abadi Selama Puluhan Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, ASHGABAT – Sudah puluhan tahun kawah besar di padang pasir Turkmenistan mengobarkan api yang menyala. Mereka menyebutnya Kawah Darvaza.  Layaknya gerbang neraka yang terbuka lebar bagi siapa saja yang terperosok ke dalam akan hangus oleh bara yang panas.

Lubang api yang memiliki lebar 69 meter dengan kedalaman 30 meter ini terletak di sebelah Utara Padang Pasir Karakum yang luasnya mencapai 350.000 kilometer persegi.

Kawah Darvaza yang dijuluki Gerbang Neraka
Kawah Darvaza yang dijuluki Gerbang Neraka

Kawah besar itu terbentuk pada tahun 1960-an dan konon kabarnya kawah itu terjadi akibat pakar geologi Uni Soviet membor kawasan tersebut untuk mencari minyak di padang pasir lalu mereka menemukan kantung gas alam. Pengeboran itu disebut-sebut menyebabkan terbentuknya tiga lubang besar, Untuk mencegah metana bocor. Pakar geologi dikabarkan menyulut api di salah satu lubang. Tadinya ia memperkirakan api tersebut akan padam selama seminggu namun nyatanya api terus berkobar hinggi detik ini.

Semenjak kejadian tersebut, Darvaza Gas Crater dijuluki sebagai Door to Hell atau Gerbang Neraka. Julukan tersebut didapatkan karena memang tempat ini dipenuhi oleh api yang tidak pernah padam, serta lumpur mendidih dengan kawah yang memiliki diameter 70 meter (230 kaki). Di siang hari, kawah ini terlihat seperti tempat bekas jatuhnya meteor, karena berupa lubang yang dalam dan semburat hitam bekas terbakar di sekelilingnya.
Sedangkan di malam hari, Kawah Darvaza mampu menerangi kawasan gurun dengan cahaya apinya yang berasal dari kawah sedalam 20 meter.
Fenomena kawah itu memang sangat berbahaya. Pemerintah Turkmenistan pernah mempertimbangkan untuk mematikan api. Namun pemerintah setempat memutuskan kawah ini dapat digunakan untuk meningkatkan pariwisata. Terbukti dalam 10 tahun terakhir kawah metana ini dikunjungi sekitar 6.000 wisatawan mancanegara pertahunnya meski sangat sulit menuju lokasi kawah tersebut.

Banyak parawisatawan yang bertanya asal muasal kawah metana ini dan mengapa lubang besar itu dibakar? Namun pertanyaan-pertanyaan itu nyatanya tak mendapat jawaban resmi dari pihak pemerintah ataupun para pengelola sebab ini merupakan rahasia internal.

Namun seorang pakar mikrobiologi Stefan Green memberikan sebuah jawaban logis. Menurutnya kenapa kawah yang memiliki gas ini dibakar tak lain adalah untuk menghilangkan gas metana yang keluar secara tak terkontrol. Melepaskan metana tanpa kendali merupakan satu hal buruk jadi membakarnya merupakan satu hal yang logis.

Namun ternyata ada cerita lain. Kawah ini tersulut tak sengaja dengan petir. Apapun alasanya saat ini kawah tersebut masih saja menyala dengan api yang juga dapat menimbulkan bahaya.  Jika membakar gas saja dapat menimbulkan Karbondioksida bagaimana dengan membakar metana ini akan lebih menimbulkan efek yang bahaya lagi.

Reporter : Ananda Nuraini

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini