Inilah Album Terbaik The Beatles, The White Album

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lima puluh tahun yang lalu, The Beatles mengeluarkan album kesembilannya, White Album, yang menjadi batu loncatan yang pas pada tahun yang paling sulit abad ke-20.

Untuk karya instalasinya, seniman asal California Rutherford Chang sengaja memenuhi ruang galeri kecil miliknya di Manhattan dengan 693 salinan piringan hitam dari album kesembilan The Beatles, beberapa di antaranya di dinding, yang lainnya berada di rak.

Seniman Rutherford Chang menjadikan album The Bealtes White Album menutupi seluruh dinding galerinya (AP)
Seniman Rutherford Chang menjadikan album The Bealtes White Album menutupi seluruh dinding galerinya (AP)

Sampulnya dirancang oleh seniman pop Richard Hamilton, tenar karena tanpa gambar. Namun, setiap salinan sampul itu tampak memudar, penuh noda, robek, dicoret-coret, ditandatangani atau diubah dengan cara yang unik.

Saat mempelajari karya ini, terdengar banyak salinan piringan hitam di sisi pertama dimainkan secara bersamaan dan tak sinkron. Hal ini membuat lagu-lagunya terdengar menakutkan dan aneh.

Joan Didion menjadikan judul album untuk koleksi esainya tahun 1979, sebuah ungkapan sukacita untuk impian tahun 1960-an di California. Sementara itu, Produser Danger Mouse memotong-motong lagu pada album ini hingga berkeping-keping dan menggabungkannya dengan vokal dari rapper Jay-Z dalam album The Black Album untuk menciptakan album mash-up yang diberi judul The Grey Album.

Perilisan ulang album ini memuat 27 demo, 50 percobaan rekaman, dan rekonstruksi digital menyeluruh oleh Giles Martin, putra dari produser The Beatles, George Martin.

The White Album adalah satu-satunya rekaman yang paling banyak dianalisis dalan sejarah musik populer karena menyimpan misteri yang cukup besar. Album ini adalah rilisan besar yang menyebarkan ketidaklogisan sebagai strategi artistik yang disengaja. Album ini berisi pengisi-ruang, meskipun tidak ada ruang yang perlu diisi.

Selama bertahun-tahun kita mempelajari hampir semua hal yang perlu diketahui tentang karya ini. Kita tahu bahwa berbagai pertentangan dan perpecahan band. Kita juga tahu bahwa kehadiran Yoko Ono yang kontroversial, absennya Ringo dari lagu Back in USSR, dan seterusnya.

Bahkan pada saat itu, dapat dibayangkan seperti mendengar geng klasik pop dari pasangan yang terpecah menjadi empat individu, dan musik yang teruri menjadi genre yang berbeda. Mendengarkannya seperti menonton ledakan dalam gerakan lambat.

Liar

White Album diciptakan dan diproduksi tahun 1968. The Beatles memasuki studio di Abbey Road untuk mulai merekam pada pada 30 Mei, dan berakhir pada 14 Oktober 1968.

Saat album ini dibuat, berbagai peristiwa terjadi di belahan dunia. Presiden Prancis Charles de Gaulle memadamkan protes mahasiswa di Paris, Tank Pakta Warsawa meluncur dan menyerbu ke Praha Ceko, Jaksa Agung AS Robert F Kennedy ditembak mati di Los Angeles, James Earl Ray ditangkap atas pembunuhan Martin Luther King, Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago  ditandai dengan kekerasan dan kekacauan untuk menyenangkan kandidat Partai Republik Richard Nixon, Partai Ba`ath merebut kekuasaan di Irak, dan sebagainya.

Album ini secara eksplisit mengungkit hampir semua ini. Pada kesempatan langka, album ini politis, kacau, picik atau samar-samar.

Emosi John Lennon saat itu sedang galau karena melihat gelombang protes di sejumlah negara. Lagu-lagu yang dibuatnya terinspirasi pada Revolusi 1 Oktober di Rusia. Paul McCartney menciptakan lagu Blackbird karena terinspirasi gerakan feminim perempuan.

Lagu Piggies yang dinyanyikan George Harrison adalah gambaran pistol yang menembaki siapa pun yang cukup bodoh. George Harrison dan Paul McCartney menciptakan lagu-lagu di album ini selama mereka kursus Meditasi Transendental di India.

Album ini ternyata dibenci para aktivis politik. Mereka menganggap album ini mengungkap soal sisi buruk di seluruh dunia. Dan lirik di album ini sendiri terdengar berisik.

Kritikus New York Times Mike Jahn menyebut album ini  sebagai musik hip dengan gabungan soundtrack pesta dan diskotik. Album ini secara nilai industri tidak menguntungkan dan malah lebih bagus dengan musik yang diproduksi band beraliran jazz-rock,  Blood, Sweat and Tears.

Meski dibenci dan dikritik keras, sejak pertama kali dirilis pada 22 November 1968, The White Album ini bertengger di deretan album terlaris. Lagu-lagu seperti Helter Skelter, Back in the U.S.S.R., dan While My Guitar Gently Weeps sampai sekarang pun bahkan masih sering diputar.

Tak heran, pada 2018 lalu, produser Giles Martin dan mix engineer Sam Okell memproduksi ulang album ini. Total ada 30 lagu yang diproses remixing agar sound-nya terdengar lebih relevan. The White Album versi baru juga terdiri dari 27 acoustic demos dan 50 session takes yang sebelumnya tidak pernah dirilis.

Reporter : Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini