MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Kementerian Luar Negeri Iran menolak segala bentuk negosiasi baru atau perubahan anggota Pakta Nuklir Iran 2015. Ini merupakan respons Teheran atas statement Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menginginkan Arab Saudi bergabung.
Sebagai catatan, Macron menyebut negosiasi dengan Iran terkait kesepakatan nuklir hingga kini sulit terealisaasi. Oleh karena itu Macron mengatakan bahwa Saudi harus disertakan dalam setiap negosiasi dengan Iran. Macron menambahkan, waktu yang tersisa untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir saat ini sudah singkat.
“Kesepakatan nuklir adalah perjanjian internasional multilateral yang diratifikasi oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, yang tidak dapat dinegosiasikan dan pihak-pihak di dalamnya jelas dan tidak dapat diubah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, melansir Reuters, Minggu, 31 Januari 2021.
Belum lama ini, televisi pemerintah Iran melaporkan negara yang dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani itu memiliki lebih dari 20% pengayaan uranium dalam waktu satu bulan. Langkah ini dikhawatirkan banyak pihak terkait rencana Iran memindahkan program nuklirnya lebih dekat ke tingkat pengayaan untuk senjata.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian bahkan menuduh Iran tengah membangun program senjata nuklir. Akan tetapi, kabar ini dibantah oleh Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif. Ia mengatakan bahwa tuduhan membangun senjata nuklir tidak masuk akal.