Ini Alasan Debat Terakhir Bakal Klimaks

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Debat terakhir pasangan capres-cawapres Sabtu 13 April 2019 akan menjadi klimaks.

“Selaku penyelenggara Pemilu sangat berharap dalam debat kelima akan terurai betul visi-misi, program kedua kandidat,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum RI Arief Budiman di Jakarta, Rabu 10 April 2019.

Apalagi tema debat itu adalah ekonomi yang menyangkut hajat orang banyak. Maka dia berharap debat terakhir itu menjadi masukan bagi pemilih dalam menentukan capres dan cawapres pilihannya.

Debat itu juga bertepatan dengan akhir waktu kampanye terbuka untuk calon presiden dan calon legislatif.

Setelah itu, akan diberlakukan masa tenang selama tiga hari yakni 14-16 April 2019 sebelum hari pemungutan suara pada 17 April 2019.

Koordinator panelis debat kelima Muhammad Nasih mengatakan debat kelima ini merupakan momentum puncak penyampaian visi-misi dan program capres-cawapres. Moderator debat akan dipercayakan kepada Balques Manisang dan Tomy Ristanto.

Debat kelima diselenggarakan 13 April 2019, di Hotel Sultan Jakarta. Acara itu akan disiarkan secara langsung oleh sejumlah stasiun televisi swasta yakni TVOne, ANTV, Beritasatu TV, NET TV.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini