Oleh : Arthur Tendean
(Pengamat Hubungan Internasional Diaspora Institute)
High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) atau Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-Pihak 2024 menjadi perhelatan internasional yang akan menjadi salah satu pembuktian bagi Indonesia sebagai “Tuan Rumah” yang memiliki peran strategisa dalam forum tersebut. Dengan diadakannya di Bali HLF MSP menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan global dalam memperkuat solidaritas dan kolaborasi lintas sektoral.
Forum yang digelar pada 1-3 September 2024 di Bali itu tidak hanya melanjutkan estafet keberhasilan Indonesia dalam memimpin forum dunia, tetapi juga menjadi manifestasi dari komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
HLF MSP 2024 akan menjadi bukti nyata bagaimana Indonesia mampu menggalang kemitraan multi-pihak, mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, hingga akademisi. Forum ini diharapkan menjadi katalisator untuk solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global, serta memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Dengan mengangkat tema “Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change,” HLF MSP 2024 telah mempertemukan sekitar 1.000 peserta dari berbagai negara dan organisasi internasional untuk bersama-sama membahas penyelesaian isu-isu global yang mendesak, termasuk upaya mempersempit kesenjangan pembangunan antara negara-negara di Selatan dan Utara.
Penekanan terhadap pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan untuk penguatan tindakan kolektif dalam rangka memastikan kolaborasi dan kerja sama yang inklusif, menemukan solusi inovatif untuk menyelesaikan masalah global yang kita tahu semakin hari semakin kompleks.
Pelaksanaan HLF MSP 2024 juga diproyeksikan akan menciptakan efek pengganda yang kuat terhadap ekonomi lokal Bali. Forum ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali, terutama di sektor akomodasi, makanan, dan minuman, serta sektor pariwisata dan perdagangan. Acara ini akan memberikan dampak positif baik pada tingkat ekonomi mikro maupun makro di Bali. Jumlah pengunjung yang meningkat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama HLF MSP 2024 akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan meningkatkan permintaan untuk akomodasi, makanan dan minuman, serta layanan transportasi dan destinasi wisata.
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan juga diadakan perhelatan internasional yaitu Indonesia-African Forum (IAF). Acara ini akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) juga digelar di Bali pada waktu yang sama.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani mengatakan parlemen Indonesia memiliki peran strategis karena sejarah yang panjang dalam upaya penguatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Afrika. Jika pada 1955 pemerintah berperan dominan dalam mendorong kerja sama Asia-Afrika, kini di 2024, parlemen menjadi faktor penting dalam memperkuat hubungan kedua benua.
Diharapkan IAF 2024 dapat meningkatkan hubungan antara negara-negara Afrika dan Indonesia. Forum dengan tema “Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan” ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat di kedua kawasan dalam merespon tantangan dinamika global, serta berkontribusi pada perdamaian dan kesejahteraan.
Kerja sama yang erat antara Indonesia dan negara-negara Afrika, yang memiliki akar sejarah kuat sejak Konferensi Asia-Afrika 1955, kini kembali ditekankan melalui tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063.
Kedekatan antara Indonesia dan negara-negara Afrika akan memainkan peran penting dalam mengembangkan kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.
Sebagai negara berkembang dengan sumber daya alam melimpah dan populasi besar, Indonesia bersama negara-negara Afrika memiliki kepentingan serupa dalam memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas: ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan dan ketahanan mineral.
Negara-negara Afrika memiliki potensi besar bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, pasokan komoditas dan investasi luar negeri.
Disisi lain, kerja sama ini dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan konektivitas ekonomi dan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika.
Untuk kerjasama IAF, Indonesia menargetkan kesepakatan bisnis sebesar 3,5 miliar dolar AS (Rp 56,07 triliun) tercapai antara berbagai industri Indonesia dan negara-negara Afrika dalam IAF ke-2.
Indonesia juga menargetkan tercapainya kesepakatan antara Pemerintah atau Government to Government (G2G), termasuk kesepakatan perdagangan bebas, Free Trade Area (FTA) dengan negara-negara Afrika, serta diresmikannya rancangan besar terkait kerja sama pembangunan antara Indonesia dan Afrika dalam IAF ke-2.
Indonesia dan Afrika memiliki ruang kerja sama yang masih dapat terus dikembangkan ke depannya. Secara keseluruhan, Indonesia dan Afrika memiliki total Produk Domestik Bruto (PDB) senilai 4,4 triliun dolar AS atau sekitar Rp 68 ribu triliun.
Selain itu, Indonesia dan Afrika memiliki total populasi sebanyak 1,7 miliar jiwa. Ini 60 persen dari total populasi Indonesia termasuk dalam usia produktif. Sementara 40 persen dari jumlah populasi Afrika juga masuk dalam kategori tersebut. Dengan begitu peran strategis Indonesia dalam dua perhelatan dalam Forum HLF MSP dan IAF 2024 sangat penting agar isu – isu prioritas dapat dibahas dan dicarikan solusi bersama – sama. Yang berarti Indonesia menjadi negara yang patut diperhitungkan di kancah internasional dengan segala keberhasilannya selama ini dalam menyelenggarakan kegiatan – kegiatan yang berskala internasional dan menjadi “jembatan” negara – negara didunia.