MINEWS.ID, JAKARTA – Hari ini 25 April 2019, Mahfud MD diserang tiga tokoh pendukung Prabowo-Sandiaga soal Pemilihan Umum (Pemilu).
Pertama adalah mantan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun twitternya. Dia menuding Mahfud plin-plan soal threshold pemilihan presiden hingga 20 persen.
Andi menilai mantan Ketua Makamah Kontitusi itu dahulu setuju dengan syarat pengajuan presiden, tetapi kini berubah. Andi bahkan menuding Mahfud sedang mengalami tremor karena perbedaan pendapat tersebut.
Namun Mahfud mempersilakan Andi menyimak artikelnya pada sebuah suratkabar nasional dua tahun lalu. “Saya usul threshold pilpres 3,5 persen saja. Jadi siapa yang tremor? Kasihan,” begitu cuitan Mahfud tanggapi Andi.
Serangan kedua dilancarkan Rizal Ramli. Serangan itu menyoal entry data formulir C-1 di sistem informasi penghitungan suara (Situng) atau real count KPU.
Menurut Rizal, KPU sekarang statusnya seperti Boeing 737 Max yang tidak dipercaya lagi semua maskapai penerbangan.
Mahfud menjelaskan data yang salah diinput hanya 0,0004 persen (1/2500). Itu pun menimpa dua pasangan calon. Mahfud bahkan memiliki buktinya yang dijanjikan akan dikirim langsung ke Rizal Ramli.
Serangan ketiga dari Said Didu. Fans Manchester City itu juga mempersoalkan sistem IT KPU dan langsung menuding sistem tersebut amburadul dan dirancang untuk curang.
Dengan santai Mahfud menjawab rekan debatnya dalam segala topik itu, agar menunggu saat penghitungan manual.
“Nanti semuanya akan terbukti pd saat hitung manual. Stlh hitung manual yg memuji maupun yg mencela IT KPU akan manggut2. Kuncinya kan di situ,” ujar Mahfud menjawab retweet yang dilancarkan Said Didu.
Dia pun menebak, setelah penghitungan manual selesai, maka serangan akan beralih ke Mahkamah Konstitusi melalui pengajuan sengketa suara pemilihan umum.
Menurut Mahfud hal tersebut merupakan ritual politik yang terjadi sejak Pemilu 2004.