MATA INDONESIA, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra ke Sidratul Muntaha. Sebenarnya apa pengertian Sidratul Muntaha itu?
Dari beberapa literatur terutama dari surat di dalam Al-Quran, Sidratul Muntaha adalah ujung dari alam semesta. Siapapun termasuk malaikat Jibril tak bisa masuk ke tempat ini. Namun atas izin Allah, Nabi Muhammad SAW menjadi satu-satunya manusia yang bisa memasuki dan melihatnya secara langsung.
Di Sidratul Muntaha, Allah menciptakan dan menandai akhir hidup makhluk-makhluknya. Daun-daun dari pohon tersebut bertuliskan nama makhluk ciptaan Allah.
Jika ada daun yang jatuh menandakan bahwa perjalanan makhluk tersebut di dunia sudah selesai.
Sidratul Muntaha yang dikenal dengan langit ketujuh adalah salah satu tempat yang didatangi Nabi Muhammad SAW saat menjalankan Isra Miraj. Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT untuk diberikan perintah melaksanakan perintah salat lima waktu.
Mengapa namanya Sidratul Muntaha? Hal ini karena segala yang ada di bumi ujungnya akan naik dan berakhir di sana. Begitu pula dengan segala yang turun dari atas akan berakhir di sana pula.
Lambang Sidratul Muntaha sebagai Pohon Kehidupan. Bentuknya seperti sebuah pohon bidara yang berada di langit ketujuh. Dalam riwayat ada penjelasannya. Pohon tersebut memilki keindahan yang begitu menakjubkan, hanya ada dan tumbuh di langit.
Bentuk pohon Sidratul Muntaha memiliki daun seperti telinga gajah dan buahnya seperti kendi daerah Hajar. Mengenai jumlah daun dari pohon tersebut, ada penjelasan bahwa jumlahnya sama seperti bilangan makhluk yang Allah ciptakan.
Soal detail, Nabi tak mengatakan hal tersebut dengan cukup jelas. Hanya saja, Nabi mengungkapkan jika tempat ini sangatlah indah. Dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Ketika aku di mi’rajkan ke langit ke tujuh, aku diajak ke Sidratul Muntaha,… ketika pohon ini diliputi perintah Allah, dia berubah. Tak ada seorangpun manusia yang mampu menggambarkannya, karena sangat indah.”
“Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia menjawab, “Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat.
Pohon ini sendiri adalah ujungnya semesta dan ia terletak setelah puncaknya langit ke tujuh. Hal ini juga tercantum dari sebuah riwayat oleh Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa Sidratul Muntaha adalah pangkal dari semua yang naik. Dari sini ada kesimpulan jika pohon ini terletak di sebuah tempat yang sangat tinggi.
Tak hanya itu, Sidratul Muntaha juga sangat berdekatan dengan Surga. Hal ini tercantum pada surat An Najm 12-18.
Dalam surah al-Najm ayat 14, dalam beberapa ayat yang menjelaskan tentang kejadian dimana Rasulullah Saw bertemu dengan malaikat Jibril as. Beberapa ayat tersebut berbunyi:
وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Q.S: al-Najm [53](13-15).
Untuk mencapai Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW harus melakukan perjalanan menuju langit ketujuh. Dalam perjalanannya Nabi Muhammad menaiki Buroq , hewan dengan ukuran sangat besar dan mempunyai kecepatan seperti kilat. Sesampainya di langit ketujuh barulah Nabi Muhammad SAW melihat secara langsung pohon tersebut.
Reporter : R AL Redho Radja S
Rasulullah memang pandai naik pohon…