MATA INDONESIA, LONDON – Tak terbayang dalam benak George Stephenson bahwa penemuannya bisa mengubah pola transportasi.
Pegawai miskin yang sudah akrab dengan segala permesinan ini awalnya mencoba dan mendorong mesin uap supaya bisa mengangkut barang. Ia menemukan ide mesin yang bisa membawa gerbong di tahun 1814 yang akhirnya diberi nama Blucher.
Pada 1821, Stephenson membuat sebuah mesin uap baru yang diberi nama Locomotion yang sempat membuat gempar saat itu karena dapat menarik gerbong yang berisi manusia dan barang dengan kecepatan 32 kilometer per jam. Sejak itu, mesin penghela kereta di atas rel disebut lokomotif.
George Stephenson lahir pada 9 Juni 1781 di Wylam, Northumberland, Inggris.
Ia lahir dalam keluarga yang kurang mampu, Ayah Stephenson bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan yang tugasnya memasukkan batubara ke dalam tungku perapian dari mesin uap. Karena situasi ekonomi yang sulit membuat dirinya baru belajar baca dan tulis pada usia 19 tahun.
Ia mendaftar di sekolah malam untuk belajar membaca dan menulis. Karena sering membantu ayahnya dalam urusan mesin, di usia muda dia sudah mampu mengoperasikan mesin Newcomen dan menjadi kepala mesin uap.
Stephenson menikah dengan seorang pembantu rumah tangga yang bernama Frances Henderson, Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, ia belajar memperbaiki sepatu, memperbaiki jam, dan memotong pakaian untuk istri penambang.
Ia juga memiliki teman yang berprofesi sebagai mekanik, yaitu William Fairbairn. Terkadang Stephenson mengambil alih mesinnya paruh waktu. Kejeniusan Stephenson mengoperasikan mesin uap membuatnya mendapatkan posisi kepala mekanik di tambang batu bara Killingworth.
Penemuan lokomotif membuat Stephenson ditunjuk sebagai Insinyur untuk pembangunan jalan kereta api umum yang pertama dari Stokton-Darlington yang dibuka tahun 1825.
Jalur tersebut dibangun dari Darlington menuju Inggris Utara. Jalur yang awalnya digunakan untuk menghubungkan tambang batu bara menuju kapal yang berlayar di laut akhirnya bisa berfungsi untuk mengangkut penumpang.
Stephenson mengendalikan kereta uapnya membawa 450 orang dengan kecepatan 15 mil atau 24 km per jam. Kereta ini membawa 28 gerbong dengan 21 gerbong untuk penumpang dan 6 gerbong untuk batubara. Kereta penumpang pertama ini memerlukan waktu sekitar dua jam untuk menempuh 19 kilometer. Sebagian penumpang duduk berdekatan dengan batu bara.
Dari pernikahanya Stephenson memiliki putra yang bernama Robert Stephenson , Rupanya kejeniusan sang ayah menurun pada sang putra. Sejak meninggalnya istri Stephenson membuat ia hidup berdua dengan Robert.
Ia mengirim anaknya bersekolah di Newcastle untuk belajar matematika.
Setiap malam, ketika bocah itu pulang, Stephenson dan putranya mengerjakan PR bersama. Keduanya sama-sama belajar matematika. Cara ini pula yang menjadikan Robert anak jenius ini sebagai orang yang membangun kereta api di Jerman, Swiss, Kanada, Mesir, dan India. Selain itu, Robert juga ikut membangun lok kereta api, yang kemudian benda itu akrab disebut dengan Pocket.
Reporter : Ananda Nuraini