MATA INDONESIA, JAKARTA – Di Indonesia atau daerah tropis, fenomena hujan es biasanya terjadi saat masa transisi dari kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Hujan es terjadi karena penguapan uap air yang sangat dingin. Suhu atmosfer di atas titik beku.
Udara basah membuat awan dengan puncaknya yang lebih dingin dari titik beku. Saat waktunya cukup untuk menjadi awan hujan, maka butiran es yang terbentuk dari udara basah tersebut ikut turun jatuh ke bumi.
Apakah hujan es berbahaya? Iya, jika hujan es itu mengandung zat asam. Tapi pada umumnya, hujan es tidak berbahaya kecuali apabila ukuran butiran es tersebut sangat besar.
Secara langsung atau tidak langsung, hujan es sangat bersifat merusak. Bahkan pernah terjadi satu musibah yang diakibatkan oleh hujan es. Di India, pernah terjadi fenomena hujan es, dan memakan korban jiwa lebih kurang sebanyak 380 orang.
Pada saat itu butiran es yang jatuh mencapai 10cm. Parahnya lagi, hujan es saat itu diiringi badai yang sangat kuat. Kondisi siang hari saat itu terasa seperti malam hari. Dapat dibayangkan kerusakan yang terjadi saat itu.
Apakah fenomena ini harus ditakuti? Tentu tidak. Karena pada umumnya, terjadinya hujan es ini bisa kita prediksi. Biasanya sebelum terjadinya hujan es, udara akan terasa luar biasa panas.
Hujan es biasanya tidak berlangsung lama. Dan setelah terjadinya hujan es, tidak memungkinkan lagi untuk adanya hujan es susulan di daerah yang sama dalam waktu yang berdekatan.
Karena untuk menciptakan hujan es tersebut dibutuhkan proses kondensasi yang lama yang berlangsung di lapisan atmosfer. Hal ini dapat menjadi penyebab timbulnya hujan es di daerah tropis.
Hujan es sering terjadi di daerah tropis karena rusaknya lapisan ozon yang melindungi bumi di daerah tersebut. Dengan begitu banyak kerusakan yang diakibatkan oleh pembakaran pelepasan CO2 berlebih.
Faktor lainnya menjadi sebab kerusakan tersebut. Hal ini pula yang menyebabkan terjadinya proses kondensasi di lapisan atmosfer.
Sebenarnya fenomena alam yang berkaitan dengan hujan itu tidak aneh, namun semata hanya fenomena alam yang dipengaruhi oleh kondisi alam itu sendiri.
Reporter: Tashyarani Edi Putri