Efisiensi dalam Pengelolaan APBN untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi

Baca Juga

Oleh: Eko Gumilar )*

Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui kebijakan efisiensi dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Langkah ini dipandang sebagai strategi penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global serta memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa efisiensi ini tidak hanya bertujuan mengurangi pengeluaran negara, tetapi juga mengoptimalkan penggunaan anggaran agar lebih efektif dan berdampak luas.  

Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council (IBC), Arsjad Rasjid, menilai kebijakan ini sebagai langkah yang tepat. Menurutnya, efisiensi bukan hanya tentang penghematan, tetapi juga tentang bagaimana anggaran dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan pendekatan ini, pemerintah tidak sekadar memangkas pengeluaran, tetapi juga membuka ruang bagi sektor swasta untuk berperan lebih aktif dalam pembangunan. Hal ini mencakup berbagai bidang strategis seperti infrastruktur, industri, pangan, dan hilirisasi energi, yang diharapkan dapat menciptakan peluang investasi baru dan lapangan kerja bagi masyarakat.  

Selain itu, Arsjad melihat kebijakan efisiensi ini sebagai peluang bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem fiskal dengan menggandeng sektor swasta. Dengan melibatkan pengusaha dalam proyek-proyek strategis, pemerintah dapat mengurangi beban APBN tanpa harus mengorbankan program pembangunan. Pendekatan ini juga sejalan dengan upaya meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan retribusi yang diperoleh dari aktivitas ekonomi yang lebih dinamis.  

Dari perspektif ekonomi, kebijakan ini juga mendapat dukungan dari akademisi dan pakar kebijakan publik. Achmad Nur Hidayat, ekonom dari UPN Jakarta, menekankan bahwa efisiensi anggaran harus dilakukan secara strategis agar tidak mengganggu jalannya program pemerintah yang telah dirancang sebelumnya. Ia menggarisbawahi bahwa efisiensi bukan sekadar pemotongan belanja, tetapi lebih kepada optimalisasi alokasi dana ke sektor-sektor yang lebih prioritas.  

Menurutnya, anggaran yang dikurangi dari belanja operasional kementerian bisa dialihkan ke program-program yang lebih berdampak bagi masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur, bantuan sosial bagi kelompok rentan, serta penciptaan lapangan kerja. Dengan pendekatan ini, kebijakan efisiensi tidak hanya menghasilkan laporan keuangan negara yang lebih sehat, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi rakyat.  

Namun, Achmad juga menyoroti bahwa upaya efisiensi ini masih menghadapi tantangan struktural dalam pemerintahan, salah satunya adalah ukuran kabinet yang terlalu besar. Ia menilai bahwa perampingan kementerian dan lembaga negara dapat menjadi solusi yang lebih substansial untuk mengurangi beban fiskal. Struktur pemerintahan yang terlalu kompleks sering kali mengakibatkan pemborosan anggaran dalam bentuk biaya operasional, tunjangan, serta birokrasi yang berbelit-belit.  

Menurutnya, evaluasi terhadap efektivitas kementerian dan lembaga harus dilakukan secara berkala. Jika terdapat kementerian yang dinilai tidak memberikan kontribusi optimal terhadap pencapaian target pemerintahan, maka perampingan harus dipertimbangkan. Selain meningkatkan efisiensi, langkah ini juga dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan.  

Di sisi lain, kebijakan efisiensi anggaran ini memiliki dampak positif terhadap upaya pemerintah dalam menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat. Dana hasil penghematan anggaran dapat dialokasikan untuk memperkuat program kesejahteraan rakyat, seperti subsidi energi dan bantuan sosial. Dengan begitu, kebijakan ini tidak hanya membantu mengurangi defisit fiskal, tetapi juga mencegah kenaikan harga kebutuhan pokok yang dapat membebani masyarakat kelas bawah.  

Di tingkat global, kebijakan efisiensi dalam pengelolaan anggaran bukan hanya dilakukan oleh Indonesia. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, mengungkapkan bahwa berbagai negara juga menerapkan strategi serupa guna menghadapi ketidakpastian ekonomi dunia. Negara-negara seperti Vietnam, China, dan Amerika Serikat turut melakukan langkah efisiensi untuk menjaga stabilitas fiskal mereka.  

Mari menilai bahwa kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Prabowo adalah langkah yang tepat, terutama mengingat ruang fiskal Indonesia yang terbatas. Ia menekankan bahwa efisiensi anggaran bukan hanya soal mengurangi pengeluaran, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa setiap dana yang dikeluarkan memiliki dampak maksimal bagi masyarakat. Pemerintah, menurutnya, harus memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar digunakan untuk program-program yang produktif.  

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa meskipun kebijakan efisiensi ini diperlukan, pemerintah tetap perlu berhati-hati dalam implementasinya agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara penghematan dan belanja produktif yang dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan ini harus dijalankan dengan perencanaan yang matang agar tidak mengganggu keberlangsungan program-program strategis pemerintah.  

Dari berbagai sudut pandang yang ada, dapat disimpulkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo merupakan langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan memprioritaskan belanja negara pada sektor-sektor yang lebih produktif, pemerintah tidak hanya mengurangi beban fiskal, tetapi juga membuka peluang investasi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.  

Namun, implementasi kebijakan ini tetap memerlukan pengawasan dan evaluasi yang ketat. Efisiensi anggaran tidak boleh hanya berfokus pada pemangkasan belanja kementerian, tetapi juga harus mempertimbangkan reformasi struktural dalam pemerintahan agar lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa dana hasil efisiensi benar-benar digunakan untuk program-program yang memberikan manfaat nyata bagi rakyat, seperti infrastruktur, bantuan sosial, dan penguatan sektor UMKM.  

)* Penulis adalah kontributor Ruang baca Nusantara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sikapi Efisiensi APBN, BEM STIU Darul Hikmah Ikut Aksi di Jakarta

Mata Indonesia,-Kota Bekasi, Mahasiswa BEM STIU Darul Hikmah Kota Bekasi yang tergabung dengan Aliansi BEM SI Rakyat Bangkit mengikuti...
- Advertisement -

Baca berita yang ini