Mengapresiasi MBG Untuk Ibu Hamil Demi Pastikan  Kecukupan Gizi

Baca Juga

Oleh : Lestari Wahyuningtyas )*

Mengapresiasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah nyata dalam memastikan kecukupan gizi ibu hamil dan balita menjadi bagian penting dalam mewujudkan generasi sehat dan berkualitas di Indonesia. Program ini bukan hanya sekadar bantuan, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan memastikan asupan gizi yang cukup bagi kelompok rentan, diharapkan angka stunting dapat ditekan secara signifikan, sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 18 persen pada tahun 2025.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa MBG awalnya dirancang untuk anak-anak sekolah, tetapi atas arahan Presiden Prabowo Subianto, cakupan program diperluas hingga mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kelompok yang paling membutuhkan asupan nutrisi guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal sejak dalam kandungan.

Distribusi makanan bergizi kepada ibu hamil dan balita memiliki tantangan tersendiri, berbeda dengan program yang diperuntukkan bagi anak sekolah. Oleh karena itu, Kemendukbangga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) serta membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar bantuan sampai langsung ke rumah penerima manfaat. Kolaborasi ini juga diperkuat dengan perjanjian kerja sama yang memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh anggota keluarga lainnya.

Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwigyo, menjelaskan bahwa MBG memiliki dua segmen penerima manfaat, yakni peserta didik dari PAUD hingga SMA serta kelompok non-peserta didik seperti lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Program untuk ibu hamil dan balita masih dalam tahap simulasi, dengan target distribusi yang terus ditingkatkan hingga akhir tahun 2025. Setiap penerima manfaat diverifikasi dan divalidasi sebelum mendapatkan bantuan agar program berjalan dengan optimal sesuai dengan pembiayaan yang tersedia.

Anggota DPR RI, Ashabul Kahfi, menyoroti bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi anak-anak sekolah adalah kebiasaan tidak sarapan sebelum berangkat. Berdasarkan data yang disampaikan Presiden, sekitar 41 persen siswa tidak mendapatkan asupan makanan sebelum beraktivitas di sekolah. 

Hal ini bukan hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga pada ibu hamil yang kekurangan gizi, yang berisiko melahirkan anak dengan pertumbuhan terhambat. Oleh karena itu, MBG menjadi solusi strategis yang tidak hanya menargetkan anak sekolah, tetapi juga ibu hamil guna mencegah stunting sejak dini.

Program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dalam waktu kurang dari dua bulan setelah dilantik, program ini telah berjalan dan berhasil menjangkau lebih dari dua juta anak. Pemerintah menargetkan cakupan yang jauh lebih luas dengan sasaran mencapai 82 juta anak dan ibu hamil. Ashabul Kahfi menegaskan bahwa program ini merupakan komitmen besar negara dalam mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.

Untuk memastikan keberlanjutan program ini, pemerintah tidak memperhitungkan besaran anggaran sebagai beban, melainkan sebagai investasi bagi masa depan bangsa. Kesehatan yang baik, terutama pemenuhan gizi, menjadi faktor utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi. Tanpa kecukupan gizi, anak-anak akan kesulitan berkonsentrasi di sekolah, yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas mereka di masa depan.

Meskipun terdapat kritik terhadap program ini, pemerintah tetap berkomitmen untuk mencari solusi terbaik dalam menangani masalah gizi dan stunting. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan agar program ini berjalan secara optimal dan mencapai hasil yang maksimal. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah, BGN, serta masyarakat luas, diharapkan MBG mampu menciptakan generasi penerus yang cerdas, sehat, dan produktif.

Sebagai bagian dari program strategis, MBG tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa kecukupan gizi bagi ibu hamil dan balita, tetapi juga menciptakan dampak jangka panjang bagi pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. 

Dengan memastikan setiap anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sejak dalam kandungan, maka Indonesia dapat mencapai visinya pada tahun 2045 untuk menjadi negara maju dengan generasi emas yang sehat dan kompetitif. Maka, sudah seharusnya program ini mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari semua pihak demi mewujudkan bangsa yang lebih sejahtera.

Keberlanjutan MBG juga memerlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta, agar distribusi makanan bergizi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar program ini semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan pengawasan yang baik serta partisipasi aktif dari masyarakat, MBG dapat menjadi langkah konkret dalam membangun generasi yang lebih kuat dan sehat.

Dukungan terhadap program ini harus terus digaungkan oleh berbagai pihak, termasuk media dan tokoh masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita. Penyebarluasan informasi yang efektif akan membantu masyarakat memahami manfaat jangka panjang dari program ini, sekaligus mendorong lebih banyak pihak untuk terlibat dalam implementasi serta pengawasan distribusi makanan bergizi.

)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Publik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sikapi Efisiensi APBN, BEM STIU Darul Hikmah Ikut Aksi di Jakarta

Mata Indonesia,-Kota Bekasi, Mahasiswa BEM STIU Darul Hikmah Kota Bekasi yang tergabung dengan Aliansi BEM SI Rakyat Bangkit mengikuti...
- Advertisement -

Baca berita yang ini