Di Jepang Ada Perusahaan yang Sewakan Anggota Keluarga

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Di Jepang, bagi masyarakat yang merasa kesepian atau kehilangan anggota keluarga sepertinya tidak perlu khawatir lagi. Ada perusahaan yang menyewakan seorang teman bahkan anggota keluarga sekalipun.

Jepang memang terkenal dengan keunikannya, berbagai hal menarik bisa kamu temukan di Negeri Matahari Terbit ini. Mulai dari menyewa barang-barang unik dan aneh, seperti boneka seks, makan-makanan ekstrem, hingga ragam destinasi wisata menarik bisa kamu dapatkan di sini.

Namun, ternyata Jepang tak hanya populer karena cerita yang menarik saja, tapi juga kebiasaan masyarakatnya. Dikenal sebagai pribadi yang ramah dan senang menolong, ternyata ada sisi gelap yang dirasakan oleh penduduk Jepang.

Sebut saja kesepian dan kesendirian yang memicu peningkatan fenomena kodokushi, atau meninggal tanpa diketahui orang lain selama durasi waktu yang lama.
Warganya Banyak yang Kesepian, Sewa Jasa Keluarga di Jepang Laku Keras (1)

Keengganan masyarakat usia produktifnya untuk menikah dan membangun komitmen di Jepang memunculkan industri sewa pacar. Penduduk Jepang bahkan mau menyewa pundak untuk bersandar ketika mereka membutuhkan waktu dan tempat untuk mengadu.

Dilanda berbagai tuntutan baik secara sosial maupun pekerjaan, penduduk Jepang akhirnya membuat solusi temporer untuk mengatasi hal ini, yaitu jasa sewa keluarga.

Melalui jasa sewa keluarga, siapa pun bisa menyewa untuk menggantikan peran orang yang mereka cintai atau dambakan. Mulai dari sosok ayah, ibu, anak, menantu, mertua, hingga cucu bisa kamu dapatkan dari ‘aktor dan aktris’ yang disewakan industri itu.

Industri sewa keluarga di Jepang sebenarnya sudah ada sejak lama, dan bahkan masih ada hingga saat ini. Orang-orang yang disewa oleh pihak yang berkepentingan akan bertindak sesuai kemauan si penyewa, termasuk melakukan gerak-gerik yang serupa. Hasilnya, bukan hanya mengisi kekosongan hati belaka, jasa sewa keluarga mampu mengembalikan semangat yang hilang dari si penyewa, meski hanya sementara.

Kazushige Nishida, pria berusia 60 tahunan itu menyewa dua orang wanita yang kemudian berperan sebagai istri dan juga anak perempuannya. Istrinya sudah meninggal, dan anak perempuannya pergi meninggalkan rumah saat berusia 22 tahun setelah pertengkaran besar.

Dilansir New Yorker, meski hanya sementara, Kazuge Nishida merasa bahwa itu menjadi salah satu pengalaman terbaiknya. Karena kedua wanita itu seakan-akan bisa mengisi dan menghidupkan kembali rumahnya yang ‘kelam dan sepi’.

”Awalnya aku pikir, aku adalah orang yang kuat, tapi di akhir, aku merasa sangat kesepian,” katanya. Ia kemudian memutuskan untuk menyewa keluarga lewat salah satu agen bernama Family Romance.

Kisah serupa juga hadir dari seorang nenek tua berusia 70 tahunan pada tahun 1992. Dilansir Seattle Times, demi mendapatkan kehangatan dan rasa kekeluargaan, ia menyewa sepasang suami istri lengkap dengan seorang anak laki-laki berusia dua tahun.

Sang nenek menyewa mereka bukan karena anaknya telah meninggal atau pergi dari rumah. Tapi karena anak perempuannya terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk menjenguk.

Harga penyewaan bervariasi, tergantung peran yang akan dimainkan. Di antara seluruh peran, biaya termahal adalah untuk menyewa orang tua.

Dilansir Japan Times, Hideki Nakahara (66) adalah salah satu pemeran dalam agensi penyewaan keluarga. Ia lulusan Universitas Kyoto yang telah pensiun dari Japan Airlines sebagai personalia.

Untuk menggunakan jasanya dalam bisnis menyewa keluarga, Hideki mematok harga 1.000 Yen atau setara dengan Rp 129 ribu per jamnya. Selain untuk menyewa anggota keluarga, di Jepang kamu juga bisa menyewa orang-orang untuk menjadi bridesmaid atau bestman di acara pernikahan.

Salah satu perusahaan penyewaan keluarga itu namanya Family Romance. Perusahaan ini sudah berdiri selama hampir sepuluh tahun.

Yuici Ishill, pemilik perusahaan itu mengatakan dirinya telah memiliki 2.200 karyawan yang siap bekerja untuk memenuhi kebutuhan kliennya. Ada yang berpura pura menjadi ayah, ibu, sepupu, paman, kakek-nenek, hingga kerabat. Bahkan, Yuichi Ishill pun juga ikut serta dalam pekerjaan tersebut.

Yuichi mengaku dirinya sudah menjadi ayah dari 35 anak dan 25 anggota keluarga berbeda. Lalu, bagaimana awal mula perusahaan itu didirikan? Yuchi Ishill menceritakan bahwa ide itu muncul setelah ia menemani kawannya yang merupakan seorang ibu tunggal dan berniat untuk mengirim putranya ke penitipan anak. Saat itu dirinya berpura pura menjadi ayah dari putranya tersebut agar bisa dititipkan. Namun sayang, apa yang mereka berdua rencanakan tidak berjalan dengan baik.

Dari situlah ia berpikir untuk mendirikan Family Romance agar bisa memenuhi kebutuhan orang orang tertentu. Dan benar saja, kini Yuchi Ishill mengatakan bahwa perusahaan itu telah menjadi alternatif bagi orang banyak. “Awalnya saya memang tidak mengenal Anda, tetapi dalam beberapa jam saya akan benar benar bisa menjadi teman atau kerabat anda,” kata Yuchi Ishill.

Tak hanya orang tua, beberapa klien ada yang meminta seseorang untuk menjadi pasangan mereka dan diperkenalkan ke orang tuanya. Pada kesempatan  ini, Yuchi Ishill mengatakan bahwa perusahaanyaa berusaha menetapkan kerabat dengan tinggi badan, rambut, dan usia yang sesuai. Tidak sampai disitu, ada pula yang menyewa seseorang untuk menjadi teman dekatnya.

Bahkan, tidak sedikit juga yang meminta pasangan untuk menghadiri sebuah pesta. Kadang kadang ada orang tua yang datang untuk menyewa anak perempuan, anak laki laki, atau cucu agar merasakan pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Meski begitu, Yuchi Ishil mengatakan bahwa peran yang paling banyak diminta adalah menjadi seorang ayah.

Hal itu karena setiap tahun ada 200.000 kasus perceraian yang terjadi di Jepang. Maka tak heran, banyak orang tua yang membutuhkan seorang ayah untuk bisa menghibur anaknya. Kondisi itu dikatakan langsung oleh Yuchi Ishill. “Beberapa klien ada yang menginginkan seorang ayah dengan sentuhan lembut. Ada juga yang menginginkan ayah yang keras. Tenang saja, kita bisa menyesesuaikannya. Orang tua yang keras misalnya seperti berbicara dalam dialek Kansai (yang terdengar lebih kasar daripada bahasa Jepang lainnya),” kata Yuchi Ishill.

Bagian tersulit dari pekerjaan itu adalah ketika dirinya harus berbohong dan mengucapkan selamat tinggal kepada anak dari kliennya tersebut. ”Tidak mudah untuk saya membujuk anak anak. Terlebih, saya sangat sedih melihat seorang anak menangis. Sungguh ini adalah bagian tersulit,”kata Yuchi Ishill.

Lalu, bagaimana cara Yuchi Ishill mengingat anak anak tersebut? Ia mengatakan bahwa dirinya memiliki buku catatan yang didalamnya terdapat nama anak serta ibunya. “Kadang saya lupa nama panggilan atau semacamnya, jadi saya pergi ke kamar mandi dan memeriksa buku catatan saya,”kata Yuchi Ishill.

Meski terlihat sangat sulit, ia mengatakan bahwa tantangan tersebut tidak menghalanginya untuk menjalankan tugas. “Saya memutuskan bahwa waktu pribadi saya antara tengah malam dan jam 3 pagi, tidak peduli seberapa lelahnya saya. Untuk menghibur diri, saya menyempatkan waktu untuk menonton film dan menggambar,”kata Yuchi Ishill.

Hingga sekarang, Yuchi memutuskan untuk tidak menikah. “Bagaimana perasaan mereka jika saya benar benar menikah dengan seseorang? Lalu, jika nantinya saya punya anak, saya tidak ingin melihat mereka sebagai keluarga yang hancur lebur,” kata Yuchi Ishill.

Meski karakternya penuh dengan kasih sayang, ia tetap memiliki aturan dan batasan dengan para klien. Mereka tidak boleh berciuman atau berhubungan seks. Cukup berpegangan tangan. Pertanyaanya, berapa tarif yang harus dikeluarkan oleh seseorang? Yuchi Ishill mematok harga 20.000 yen (sekitar Rp 2,6 juta) dengan durasi selama empat jam, termasuk ongkos trasportasi dan makanan.

Reporter : Redho Radja 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini