Pahlawan Masa Kini, Bagi Mereka yang Kreatif dan Inovatif

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Pahlawan. Sudah jamak kita memaknainya sebagai orang-orang dulu yang telah mengusir para penjajah di bumi kita tercinta. Mereka yang dengan segenap perasaan dan jasadnya sukarela dikorbankannya demi sebuah kemerdekaan anak bangsa.

Nah, pertanyaanya adalah, apakah mungkin di zaman yang sudah modern saat ini kita masih menemukan sosok pahlawan? Yang rela meneteskan darah diri sendiri demi sebuah kehormataan negeri?

“Tidak ada.” Jawaban kalian pasti serempak.

Itu benar, pahlawan yang dipersepsikan di mata milenial saat ini bukan lagi tentang mereka yang harus berperang memegang senjata. Bukan. Bukan lagi zamannya. Pahlawan di mata milenial saat ini adalah sosok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, didamba-damba oleh dunia.

Lantas, siapakah mereka?

Sekurang-kurangnya, pahlawan di mata milenial saat ini adalah mereka yang kreatif dan inovatif, yang melek akan teknologi dan informasi.

Karena dari mereka yang kreatif dan melek teknologi, melahirkan lapangan-lapangan pekerjaan baru dan seru. Menjadikan suatu pekerjaan yang awalnya dianggap remeh menjadi keren.

Kita ambil contoh sederhana saja, betapa pekerjaan tukang ojek yang dulu dianggap sebelah mata, kini tak menjadi masalah, malah menjadi suatu kebanggan tersendiri. Dan gajinya lumayan besar. Mengingat saat ini semua serba instan,  pesan apa pun bisa memesan dan diantarkan oleh ojek. Mengesankan.

Termasuk aplikasi belanja di HP yang serba mudah dan instan, ini merupakan pahlawan bagi milenial-milenial saat ini yang tidak mau ribet untuk membeli kebutuhannya yang semakin ke sini semakin kompleks.

Sebenarnya, sosok pahlawan tak pernah berubah, sama saja dari dulu hingga sekarang, pakaiannya saja yang berganti. Kalau dulu mungkin memang karena keberaniannya menumpas dan melawan penjajah, maka saat ini pahlawan adalah sosok pemikir yang menumpas kebodohan dan berani menyatakan sesuatu yang sebenarnya ingin disuarakan oleh orang awam.

Pahlawan saat ini bisa berbentuk dan berprofesi apa pun, bahkan tanpa gelar dan profesi pun tidak menjadikan seseorang tak dianggap pahlawan. Malah kebanyakan sosok-sosok seperti merekalah yang justru amat tulus dalam menolong sesama, jiwa kemanusiannya begitu kental, sehingga mereka rela melakukan apa pun demi kemerdekaan tetangganya, masyarakatnya, bangsanya.

Pahlawan di mata milenial bukan lagi didefinisikan dengan orang-orang yang kerap muncul di TV, karena mereka lebih tahu siapa sosok pahlawan mereka dari media apa pun, dan mereka adalah generasi yang cerdas, maka mereka bisa tahu siapa yang sesungguhnya pahlawan dan siapa justru yang sebenarnya adalah oportunis, berbedak kemunafikan.

Karena para oportunis di mata milenial sangatlah tidak sulit untuk mereka teliti, biasanya mereka hanyalah orang-orang yang melakukan kebaikan ketika ada sebuah kepentingan. Kalau kalian milenial, pasti tahu kalua yang dilakukan para oportunis hanya sebuah akting. Karena mereka suka lihat serial drama, Tuan.

Berbicara mengenai akting, maka sesungguhnya para penggarap film dan pekerja seni lain justru adalah para pahlawan bagi generasi milenial. Bagaimana tidak, sebab berkat merekalah generasi-generasi milenial terhibur dan berkreasi, apalagi di masa pagebluk seperti ini.

Dengan adanya film, buku, musik, atau lukisan, sekurang-kurangnya generasi milenial merasa hidup dan terhidupi. Bukankah esensi pahlawan memang menjadikan orang lain hidup dan terhidupi, bukan? Maka tak pelak, jika yang menciptakan karya-karya kreatif adalah pahlawan di atas pahlawan, karena mereka hidup terasa indah.

Tuan, jika kalian duduk nimbrung bersama anak-anak milenial, maka kalian akan paham sendiri jika mereka hidupnya sudah tidak merasa kerasan dengan kekakuan-kekakuan hidup yang telah kita jalani, mereka sudah bosan dengan bahasa-bahasa tinggi yang rumit dipahami, mereka sudah muak dengan berita-berita kekerasan dan ketidakadilan di negeri mereka sendiri.

Maka,Tuan.

Sekurang-kurangya hargailah pahlawan-pahlawan mereka, dengan menghargai karya-karyanya. Dengan memberantas dan mengurus karya-karya mereka yang telah dibajak oleh orang-orang tak bertanggungjawab.

Sulitkah? Kalau ada niat dan sungguh-sungguh, maka tidak ada kata sulit. Ketika Tuan sudah mendengar keluh kesah anak-anak milenial, dan langsung tancap gas megeksekusi keluh kesah mereka, maka sungguh, Tuan adalah pahlawan terbaru di mata milenial. Pahlawan yang berani melawan ketidakbenaran dan ketidakadilan.

Generasi milenial sepertinya kekurangan stock sosok pahlawan seperti itu.

Saya sebagai orang yang suka membaca novel, maka pengarang yang bisa membangun karakter kuat di novelnya, lantas menginspirasi saya, maka dialah pahlawanku. Sekurang-kurangnya.

Takrim.

Penulis: Achmad Azkiya 

ig: @achmad.azkiya.7

 

 

 

 

1 KOMENTAR

  1. Sangat setuju sekali, pahlawan era sekarang adalah kaum milenial yg selalu berinovasi menciptakan karya nya khususnya bidang teknologi, yg sedang kita pakai saat ini,

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Makan Bergizi Gratis di DIY Batal Dimulai, Pemda DIY Sebut SPPG Belum Siap

Mata Indonesia, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang belum menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG), meskipun program ini sudah mulai diterapkan secara nasional pada Selasa (7/1/2025). Ketidaksiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk untuk memulai program ini menjadi alasan utama.
- Advertisement -

Baca berita yang ini