Mereka Ada di Dekat Kita

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Pahlawan, mereka yang memiliki jasa pada negara. Para pahlawan rela mengorbankan segala yang mereka punya demi bangsa dan negara. Mereka rela mengorbankan banyak waktu dan tenaga demi membela bangsa. Bahkan sampai nyawa pun rela mereka korbankan demi kepentingan rakyat dan negara. Mereka adalah ksatria – ksatria tangguh yang tak kenal lelah dan pantang menyerah dengan ikhlas membela dan memperjuangkan harga diri bangsa. Perjuangan mereka telah diabadikan. Tetes keringat dan darah mereka akan terus dikenang.

Jika mendengar kata pahlawan maka akan sering dikaitkan dengan mereka yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Mereka yang bertempur di medan perang berhadap hadapan dengan tentara penjajah, membawa senjata di tangan, melawan para penjajah dengan penuh gagah dan keberanian, mereka yang maju paling depan di pertempuran. Para pahlawan yang gugur demi memerdekakan Indonesia. Para veteran perang juga adalah pahlawan. Mereka yang memiliki tanda jasa adalah pahlawan. Makna pahlawan seperti inilah yang banyak diketahui oleh orang – orang. Makna ini memang terbilang sempit.

Namun makna pahlawan bukan hanya sebatas mereka yang turun langsung ke medan pertempuran tetapi mereka yang turut membantu secara diplomatis, politis, dan mereka yang memberikan dukungan baik paramedis atau pemasok sumber daya. Mereka semua pantas dikatakan pahlawan kemerdekaan. Banyak pihak yang membantu kemerdekaan Indonesia dan apakah mereka semua pantas disebut sebagai pahlawan, bagi saya sangat pantas. Karena mereka memiliki jasa walaupun jasa mereka tidak terkenang abadi namun hasil kerja keras mereka masih dapat kita nikmati hingga saat ini.

Apa yang terlintas di benak saya saat mendengar kata pahlawan adalah mereka yang berani, bertanggung jawab, nasionalis, dan patriotik. Pahlawan adalah mereka yang memperjuangkan hak – hak yang harus didapatkan untuk menciptakan kesejahteraan. Orang – orang ini berani mempertaruhkan nyawa mereka demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan, menjadi harapan banyak orang. Nilai – nilai luhur seperti ini yang harus kita tanamkan pada diri kita. Tidak perlu menunggu untuk seorang pahlawan jika kita sendiri yang bisa menjadi pahlawannya.

Saat era digital dengan penuh kecanggihan teknologi seperti ini lantas bagaimanakah makna pahlawan yang sesungguhnya dari sudut pandang para kaum muda – mudi terutama generasi milenial dan generasi Z seperti saya. Generasi milenial adalah generasi yang tumbuh dari bayi – bayi yang lahir mulai tahun 1980 sampai dengan tahun 1995. Generasi ini adalah generasi yang saat ini telah memiliki pemikiran yang matang dan dewasa. Mereka yang tergolong dalam generasi ini adalah manusia yang telah memasuki usia produktif. Usia produktif ini menjadi kesempatan emas bagi bangsa untuk dapat maju dan berkembang.

Generasi ini sudah terbiasa hidup dengan teknologi dan memanfaatkan semua kemudahan yang ada. Mereka sering terlarut dalam kemajuan teknologi dan internet. Ponsel pintar dalam genggaman tidak pernah terlupa. Mereka bisa terlarut selama berjam – jam di depan layar ponsel. Mungkin beberapa dari mereka lupa akan nilai luhur seorang pahlawan yang harus senantiasa dihadirkan dalam kehidupan sehari hari kita. Terpengaruh dengan globalisasi dengan mudah dapat membahayakan sifat nasionalis dalam diri yang kian lama semakin terkikis. Memang tidak semua, tapi kebanyakan akan terjadi hal yang sama.

Seperti yang saya tuliskan diatas, para milenial mungkin hanya mengenal para pahlawan dalam makna sempitnya saja. Apalagi peperangan untuk memperjuangkan kemerdekaan terjadi puluhan tahun lalu. Makna seorang pahlawan mungkin perlahan terlupakan. Generasi kami mungkin berpikir bahwa ini sudah bukan era perjuangan maka tidak perlu lagi untuk mengingat apa yang terjadi di masa lampau. Padahal sejarah adalah hal penting yang harus diingat dan terus diabadikan.

Bahkan generasi saat ini sudah lupa nama para pahlawan yang dahulu memperjuangkan hak agar generasi saat ini dapat menikmati hidup dengan layak. Mereka hanya mengenal para pahlawan yang wajah dan namanya diabadikan pada uang yang juga seringkari mereka tidak tahu siapakah para pahlawan itu sebelumnya. Coba saja jika buat permainan menebak nama pahlawan, mungkin banyak dari generasi kami yang salah menjawab atau bahkan tidak bisa sama sekali. Miris memang jika kemajuan teknologi menciptakan kemunduran seperti ini.

Membangkitkan rasa kepahlawanan harus dimulai dari kesadaran diri kita sebagai seorang warga negara yang baik. Hal – hal sederhana seperti membantu seseorang menyeberang jalan atau membantu membawakan seseorang barang sudah membuat kita menjadi pahlawan. Pahlawan bukan hanya mereka yang bertempur sengan senjata di medan peran. Namun mereka yang bertempur melawan waktu di pekerjaan mereka, mereka yang berjuang untuk menafkahi keluarga mereka adalah pahlawan untuk orang orang yang mereka cinta dan diri mereka sendiri. Setiap orang adalah pahlawan dari orang lain. Jadilah pahlawan untuk diri kita sendiri.

Penulis: Kibruazka Enggal Najiyya Kalbu

IG : Kibruzz

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini