Kata-kata dalam Puisi Ini Masih Asing di Telinga Anak Muda, Tertarik?

Baca Juga

MATA INDONESIA,  Kisah Rahara Itu
Rahara itu sedang duduk termenung di akar pohon yang rimbun
Mencoba menghela nafas panjang
Kemudian perlahan mengorek kantongnya
Dan menemukan buhul berwarna merah

Baginya buhul itu sangat bena
Karena pemberian seseorang
Ah.. terakhir kalinya melihat lelaki itu teringat lagi
Dimana ia melihat nya dari jauh
Karena tak berani dekat lagi

Lelaki itu menunggu kedatangan sang rahara
Sambil sesekali mencoba membuat faktitius suara burung
Tangannya menggenggam sebuah kotak kecil beludru merah
Lama sekali lelaki itu menunggu, dengan wajah yang mulai resah
Namun sang rahara memilih tak menemuinya, dan berlari ke tempat sekarang

Genta gereja itu terdengar berbunyi lagi di hari Ahad ini
Menghentikan lamunanya
Dan menyadarkan hatinya
Bahwa sang rahara tak bisa bersatu
Dengan lelaki itu
Lelaki yang ia cintai, dengan hati nirmala

Bandung, 31 Mei 2020

Bahasa Indonesia mempunyai 127.000 kosakata. Diantaranya terdapat kosakata yang masih asing, terutama di kalangan anak muda. Hal ini disebabkan beberapa kosakata tergeser oleh kata yang terbiasa dipakai dalam keseharian. Namun apa salahnya mempelajari berbagai kosakata bahasa Indonesia sebagai tambahan wawasan.

Dari puisi yang terlampir di atas, diselipkan beberapa kosakata Rahara, Buhul, Bena, Faktitius, Genta, dan Nirmala. Terdengar asing bukan? Karena memang kosakata ini jarang dipakai dan maknanya masih banyak yang tidak tahu.

Jika kita mempelajari lebih banyak kosakata yang tak lazim ini, kita bisa mendapatkan keuntungan tersendiri.

1. Lebih efektif dalam menyebutkan makna kata.
Ingin menyebutkan seorang gadis dengan usia yang sudah matang untuk menikah? ganti saja dengan kosakata ‘Rahara’. Jika kita ingin menyebutkan sebuah lonceng yang besar ganti saja dengan kosakata ‘genta’. Lebih efektif bukan? Dan terdengar lebih baik.

2. Mendapatkan hal baru.
Mengatakan benda itu hanyalah tiruan dan tidak asli, coba ganti dengan kosakata ‘faktitius’, ”Jangan membeli barang faktitius itu!”  Ingin mengatakan benda itu menarik coba ganti dengan kosakata “bena”, ”Tapi benda itu terlihat bena”. Terasa suasana baru dalam berbicara bukan?

3. Mendapatkan wawasan dan menemukan kosakata yang cantik.

Kata simpul atau ikatan untuk sebuah tali bisa kita ganti dengan kosakata ‘buhul’. Memaknai sesuatu itu suci, bersih, tanpa cacat bisa kita ganti dengan kosakata ‘nirmala’, kosakata dan maknanya sama-sama cantik ya!

Ada lebih banyak lagi kosakata yang jarang diketahui oleh generasi milenial, coba cari tahu dan belajar ya! Bisa juga coba-coba digunakan di kehidupan sehari-hari agar terbiasa dan lebih mengerti, seperti membuat karya tulisan atau pada saat berbicara. Yuk, belajar lebih banyak lagi mengenai kosakata bahasa Indonesia. Dengan cara sederhana dan menyenangkan agar menambah banyak wawasan mengenai kosakata bahasa Indonesia.

Penulis:

Sherine Angelica Putri Hikmah Mochammad Dicki
Jurnalistik 2018, Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini